Electric Heaters (Prinsip Kerja, Pengecekan & Jenis)
Electric Heater Element |
Electric heaters (elemen pemanas listrik) merupakan alat pemanas yang banyak digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari peralatan elektronika rumah tangga, hingga peralatan dan mesin-mesin industry.
Dalam
peralatan rumah tangga, beberapa contoh peralatan yang menggunakan komponen electric
heaters adalah pemanas pada dispenser air, oven listrik, pemanggang roti, food
dehydrator, rice coocker, lampu bohlam pijar (incandescent bulb),
dan banyak contoh lainnya. Sedangkan dalam aplikasi industry, electric
heaters digunakan pada mesin sealer, mesin shrink tunnel, tangki-tangki
pemanas produk, pemanas air pada mesin produksi, dan lain-lain.
Untuk
menjalankan fungsinya sebagai unit pemanas, electric heaters tidak pernah
lepas dari fungsi unit temperature controller dan temperature sensors.
Bila kalian tertarik untuk membaca topik temperature sensors, kalian dapat
membaca artikel kami yang berjudul “Jenis-Jenis Sensor Suhu (TemperatureSensors)”.
Prinsip
Kerja Electric Heaters
Komponen
electric heater dalam rangkaian listrik sebenarnya adalah sebuah komponen
resistor yang memiliki nilai resistansi tertentu. Sehingga karakteristik dan
hukum-hukum rangkaian listrik pada electric heater berlaku seperti hukum
rangkaian listrik pada resistor. Bila kalian merasa perlu mengenal lebih jauh
tentang dasar prinsip kerja electric heater, kalian dapat membaca
artikel kami yang berjudul “Resistors (Rangkaian, Pembacaan & Pengukuran)”.
Prinsip
kerja electric heater adalah mengonversi energi listrik menjadi energi
panas secara langsung. Efisiensi sistem konversi ini sangat tinggi, bisa
dikatakan 100%, karena daya listrik sepenuhnya berubah menjadi daya panas,
tanpa ada menimbulkan bentuk energi lain selain panas. Losses energy
yang terjadi hanya ada pada bentuk disipasi panas pada rangkaian listrik (kabel
dan koneksi wiring). Untuk menggambarkan prinsip kerja electric heaters,
perhatikan gambar berikut ini.
Prinsip Kerja Electric Heaters
Pel
(Daya listrik dalam satuan Watt) adalah daya input, dimana dalam sistem rangkaian
1 phase, dengan V adalah tegangan listrik (Volt) dan I adalah arus listrik
(Ampere), berlaku:
Pel = V x I
Ph
(Daya panas dalam satuan Watt) adalah daya ouput atau saya yang dikonsumsi oleh
komponen heater dengan nilai resistansi R. Berlaku:
Ph = I 2 x R
Ph = V 2 / R
Sebagai
contoh, misalkan sebuah electric heater memiliki resistansi 48.4Ω dengan
nominal voltage 220V, maka komponen tersebut akan mengonsumsi daya listrik dan
mengubahnya menjadi panas dengan daya sebesar Ph = (220V)2
/ 48.4Ω = 1000 Watt.
Perhatikan
Kembali gambar rangkaian diatas, bila V = 220V, dengan R = 48.4Ω, maka berlaku
hukum ohm, nilai arus listrik yang akan mengalir adalah I = V/R = 220V/48.4Ω =
4.545A. Maka rating daya input yang diperlukan untuk menyuplai elemen heater
1000 Watt tersebut adalah:
Pel = V x I
Pel = 220V x 4.545A
Pel = 1000 W
Dalam
teori, daya input dan daya output heater akan sama. Sehingga dapat dikatakan electric
heater adalah mesin pengonversi listrik menjadi panas dengan efisiensi sangat
tinggi. Namun dalam actual, tetap losses terjadi di intalasi kabel dan koneksi
wiring. Selain itu, kualitas daya input menjadikan electric heater belum
tentu memiliki power factor bernilai 1, meskipun elemen heater diakui
sebagai beban resistif murni.
Electric
Heaters 1 Phase dan 3 Phase
Electric
Heater 1 Phase adalah 1 unit elemen pemanas dengan suplai
tegangan listrik 1 phase. Contoh yang telah kita bahas pada bagian sebelumnya
adalah heater 1 phase. Dalam heater 1 phase, wiring suplai
listrik hanya menyambungkan 1 line phase ke salah satu kaki atau
terminal heater, dan 1 line netral ke terminal heater lainnya (persis
contoh rangkaian yang telah kita bahas diatas).
Sedangkan
electric heater 3 phase sebenarnya adalah 3 unit elemen pemanas yang
disuplai tegangan listrik 3 phase. Bila ketiga unit elemen memiliki rating daya
yang sama, maka kapasitas daya total heater 3 phase akan sama dengan 3 kali
heater 1 phase.
Wiring
heater 3 phase dapat berupa rangkaian star atau berupa
rangkaian delta. Hal ini ditentukan oleh tegangan nominal heater dan
kesesuaiannya dengan tegangan suplai daya yang tersedia. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan gambar rangkaian heater 3 phase berikut ini.
Rangkaian Star Electric Heater 3 Phase
Rangkaian Delta Electric Heater 3 Phase
Pada
sistem 3 phase, persamaan daya listrik input (Pel) total akan
sedikit berbeda dengan persamaan daya lisrtrik pada sistem 1 phase, dengan
menganggap power factor = 1, dan heater 3 phase seimbang (R1 = R2 = R3), persamaan
daya inputnya yaitu:
Pel = √3 x VP x IL
Perlu
dicatat bahwa pada rangkaian star, VP = tegangan phase ke netral (R-N
atau S-N atau T-N), dalam contoh rangkaian diatas yaitu Vp = 220V.
sedangkan pada rangkaian delta, VP = tegangan phase ke phase (R-S
atau S-T atau T-R), dalam contoh rangkaian diatas yaitu Vp = 380V.
Rangkaian
Seri dan Parallel Electric Heaters
Rangkaian
seri atau parallel elemen electric heater akan bersifat seperti
rangkaian seri dan parallel komponen resistor. Topik ini telah kita bahas pada artikel
tentang resistor seperti yang kami tag link diatas. Perhatikan rumus daya
heater berikut ini:
Ph = V 2 / R
Dua
unit heater yang di seri akan memperbesar nilai resistansi total, sehingga
kapasitas daya heater akan mengecil. Sebaliknya, dua unit heater yang di
parallel akan memperkecil nilai resistansi total, sehingga kapasitas daya
heater akan membesar.
Pengecekan
Unit Electric Heaters
Dalam
kehidupan nyata, umumnya nameplate element heater mencantumkan nilai
tegangan nominal dan kapasitas daya unit heater. Contohnya adalah 220V/1.5kW,
berarti electric heater tersebut memiliki tegangan nominal 220V dan
kapasitas daya listrik 1.5 kW (1500 W).
Dengan
rumus persamaan daya elemen pemanas adalah sebagai berikut:
Ph = V 2 / R
R = V 2 / Ph
Maka
saat kita membeli unit electric heater, cara paling mudah mengecek
spesifikasinya adalah dengan mengukur resistansinya menggunakan Ohm Meter (AVO
Meter atau Multimeter). Lalu mencocokkannya dengan rumus diatas. Contoh bila
nameplatenya adalah 220V/1.5kW, maka nilai resistansi element heater
tersebut seharusnya adalah:
R = 220 2 / 1500
R = 32.27Ω
Bila
hasil pengukuran resistansi tidak mirip hasilnya dengan perhitungan diatas,
maka sudah terjadi kesalahan produsen dalam mendesain kapasitas dayanya sesuai
nameplate. Namun, bila hasil pengukuran menunjukkan angka resistansi yang tak
berhingga, maka itu berarti element heater dalam kondisi putus atau rusak,
tidak akan bisa digunakan.
Kemudian,
selain pengecekan resistansi elemennya, cek juga resistansi terminal element
dengan casing atau body metal heater. Heater normal akan menujukkan nilai
resistansi tak berhingga, sedangkan bila resistansi element dengan casing metal
bernilai 0, maka terjadi short circuit dengan ground, bila kondisi ini disuplai
tegangan, heater akan terbakar atau meledak dan rusak.
Begitu
juga bila kita cek heater 3 phase, setiap element heater satu sama lain tidak
boleh short circuit, sehingga perlu di pastikan dengan pengukuran resistansi
terhadapat terminal element heater R1 dengan R2, R1 dengan R3, dan R2 dengan
R3.
Jenis-Jenis
Electric Heaters
Tubular
Heater, biasa digunakan dalam aplikasi area pemanasan yang memanjang.
Biasanya media yang dipanaskan berupa air atau cairan.
Finned
Tubular Heater, biasa digunakan dalam aplikasi pemanasan
udara, atau sistem yang memerlukan transfer panas yang lebih baik ke sekitar element
heater, atau sistem yang memerlukan heat exchanger process.
U Model
Heater, biasa digunakan dalam aplikasi area pamanasan dalam
ruang kecil, seperti ruang berbentuk tabung atau persegi, untuk memanaskan
media cair.
3
Phase Heater, merupakan 3 unit electric heater yang
menjadi 1 sistem mounting campact. Heater 3 phase dapat berupa triple tubular,
triple finned tubular, atau triple U model, dan lain-lain.
Ceramic
Heater, heater jenis ini biasa digunakan untuk memanaskan udara
di depan permukaan keramiknya. Panas yang dihasilkan heater jenis ini lebih
stabil dan menyebabkan lifetime heater jenis ini lebih baik dari heater jenis
lain.
Flexible
Heater, disebut juga kabel heater, heater ini berbentuk pita flexible atau seperti kabel. Biasa
digunakan untuk area yang membutuhkan flexibilitas tinggi, seperti heater pada
kusen pintu freezer dan showcase pendingin, atau pada aplikasi di dalam pipa
pipa kecil.
Flexible Heater atau Kabel Heater
Spring
Wire Heater, heater ini merupakan element heater tanpa
mantel atau jacket. Pada dasarnya, heater ini adalah material inti dari semua
electric heater. Misal tubular heater adalah spring wire heater yang diselimuti
pasir silika dan material metal sebagai lapisan terluarnya. Ceramic heater
adalah element spring wire yang diselimuti material keramik sebagai media penyalaur
panasnya. Dalam beberapa aplikasi, heater wire atau spring ini langsung
digunakan tanpa material selimut atau jacket, seperti pada mesin food dehydrator,
mesin heat gun, dan beberapa oven listrik sederhana.
Pada
dasarnya jenis jenis electric heater sangat bervariasi, dan sering kali setiap
user memerlukan desain tersendiri untuk aplikasinya. Para pembuat elemen heater
juga kebanyakan akan melakukan custom untuk bentuk dan dimensi mekanisnya.
Penulis
: ER
0 Response to "Electric Heaters (Prinsip Kerja, Pengecekan & Jenis)"
Post a Comment