Sistem Kelistrikan Pabrik (Industri)
Sistem Kelistrikan Pabrik |
Sebuah pabrik atau industri umumnya memiliki kapasitas daya listrik terpasang lebih dari 1.000 kVA (1 MVA), dan merupakan pelanggan PLN dengan level tegangan menengah (TM) 20 kV. Karena itu, sistem kelistrikan pabrik atau industri berbeda dengan sistem kelistrikan tegangan rendah (TR) 220/380V.
Dalam
artikel ini, kami akan membahas mengenai sistem kelistrikan pabrik (industry)
berdasarkan pengalaman penulis dalam pekerjaannya sebagai engineer di sebuah pabrik
makanan dan minuman. Beberapa hal teknis mungkin akan berbeda-beda untuk setiap
pabrik, namun secara prinsip dan konsep semua pabrik memiliki standard sistem
kelistrikan yang mirip.
Sistem
Suplai Energi Listrik
Suplai
energi listrik tegangan menengah pada sebuah pabrik berasal dari jaringan tegangan
menengah PLN, atau biasa disebut SKTM (saluran kabel tegangan menengah) 20 kV,
dan biasanya jaringan tertanam di dalam tanah. Biasanya setiap penyulang
melayani 4 hingga 6 pabrik. Kemudian beberapa penyulang akan membentuk satu
bentuk jaringan distribusi tenaga listrik (radial, ring, dan lain-lain).
Dari
jaringan SKTM, kemudian suplai masuk ke Gardu PLN yang ada di dalam pabrik. Jenis
kabel bawah tanah yang sering digunakan untuk suplai tegangan 20 kV adalah
kabel NA2XSEYBY (Al/XLPE/CWS/PVC/DSTA/PVC) dengan ukuran konduktor 3x300 mm2
(ukuran variatif sesuai kapasitas daya pelanggan).
Dari
Gardu PLN tersebut, selanjutnya akan masuk ke Gardu Internal Pabrik. Pada gardu
pabrik ini, listrik sudah dikonversi menjadi level tegangan 220/380V (tegangan
rendah/TR). Lalu dari gardu pabrik listrik didistribusikan melalui LVMDP (low
voltage main distribution panel) atau di Indonesia dikenal juga dengan nama
PUTR (panel utama tegangan rendah), menuju panel-panel distribusi listrik
lainnya, yang akan dibahas lebih detail pada bagian dibawah.
Gardu
PLN Di Dalam Pabrik
Gardu
PLN di dalam pabrik adalah asset milik PLN yang ditempatkan di dalam pabrik. Suplai
listrik TM 20 kV masuk dari jaringan tegangan menengah PLN menggunakan kabel
bawah tanah NA2XSEYBY menuju Cubicle Incoming lalu keluar dari Cubicle Outgoing
menuju gardu internal pabrik.
Komponen-komponen
yang ada di dalam gardu PLN ini adalah:
1. Cubicle
Witch Load Break Switch (LBS) : Cubicle Incoming & Outgoing
2. Cubicle
Witch Circuit Breaker (CB) : Cubicle Outgoing
3. Cubicle
With Potential And Current Transformer (PT & CT) : Cubicle Instrument
4. Unit
Meter PLN : Unit Pengukur Daya dan Energi Listrik
Untuk
penjelasan singkat, terdapat 2 unit Cubicle with LBS. dari jaringan TM PLN
masuk ke 1 unit Cubicle LBS, dan keluar dari Cubicle LBS kedua menuju jaringan
PLN Kembali sebagai sistem penyulang (suplai ke pabrik lain atau pelanggan
lain). Lalu dari cubicle with CB, sistem TM 20 kV keluar menyuplai gardu
internal pabrik dengan batas daya sesuai rating CB. Terakhir, cubicle PT dan CT
merupakan penurun nilai tegangan dan arus agar bisa dibaca oleh unit meter PLN
sebagai media pengukur daya dan energi listrik. Untuk penjelasan lebih detail
mengenai topik ini, kalian dapat membaca artikel kami sebelumnya dengan judul “KomponenRumah PLN di Dalam Pabrik”.
Gardu
Internal Pabrik
Gardu
Internal Pabrik terdiri dari unit cubicle incoming, cubicle outgoing, dan power
transformer (trafo daya). Tagangan 20 kV dari gardu PLN akan masuk ke unit
cubicle incoming, lalu keluar dari cubicle outgoing menuju trafo daya. Trafo daya
merupakan unit pengubah level tegangan dari 20 kV menjadi 220/380V, atau dalam
standard 400V, sehingga listrik tegangan rendah dapat digunakan untuk menyuplai
mesin-mesin, peralatan listrik dan penerangan pabrik.
Cubicle
incoming merupakan unit cubicle dengan load break switch (LBS), yang
berfungsi untuk memutus dan menyambungkan suplai daya listrik tegangan menengah
20 kV denga naman. Contoh cubicle incoming adalah sebagai berikut.
Contoh Cubicle Incoming, Simbol dan Gambar
Cubicle
outgoing merupakan unit cubicle dengan circuit breaker (CB), yang
berfungsi untuk pembatas dan proteksi suplai daya listrik tegangan menengah 20
kV. Bila daya listrik yang mengalir melebihi rating daya cubicle ini, maka unit
CB akan trip dan memutus suplai daya listrik secara otomatis. Contoh cubicle outgoing
adalah sebagai berikut.
Contoh Cubicle Outgoing, Simbol dan Gambar
Dan
berikut adalah contoh foto unit cubicle incoming dan cubicle outgoing disertai
data nameplatenya.
Contoh Foto Cubicle Incoming Dan Outgoing Contoh Nameplat Cubicle Incoming SM6-IM-IAC12.5
Contoh Cubicle Outgoing SM6-DM1-A-IAC12.5 |
Trafo
daya merupakan mesin yang mengubah tegangan listrik 20kV dari cubicle outgoing,
menjadi tegangan listrik rendah 400V (atau 220/380V). Kapasitas daya listrik
trafo daya harus lebih besar dari kapasitas daya terpasang pada sebuah pabrik. Karena
umumnya trafo dioperasikan dengan batas beban 80% dari kapasitasnya (hal ini
berkenaan dengan lifetime dan agar trafo tidak terlalu panas). Berikut adalah
contoh trafo daya 2500 kVA beserta data nameplatenya.
Contoh Trafo Daya 2500 kVA |
Contoh Nameplat Trafo Daya 2500 kVA |
LVMDP
(PUTR)
LVMDP
(low voltage main distribution panel) atau disebut juga PUTR (panel
utama tegangan rendah) adalah panel induk distribusi daya listrik. output dari
trafo daya akan masuk ke panel ini, untuk kemudian didistribusikan menuju panel
panel distribusi daya lain (biasaya per area atau per section atau per jenis
beban).
Genset
Dan Panel ATS-AMF
Genset
atau generator set adalah mesin pembangkit listrik yang umumnya dalam pabrik
digunakan sebagai cadangan suplai listrik apabila terjadi padam listrik dari PLN.
Biasanya kapasitas total genset disediakan hanya Sebagian kecil dari kapasitas daya
terpasang sebuah pabrik. Hal ini dikarenakan genset hanya diperuntukan untuk
beban-beban prioritas saja. Misalkan, sebuah pabrik berlangganan listrik PLN
dengan kapasitas 1.730 kVA, dan hanya menggunakan 2 unit genset dengan
kapasitas masing masing 350 kVA.
Panel
ATS-AMF (automatic transfer switch – automatic main failure) merupakan
panel control suplai daya listrik, dimana panel ini bekerja otomatis dnegan
logic, bila suplai listrik PLN off, maka rangkaian control akan memutus instalasi
suplai PLN dan otomatis melakukan start Genset, sehingga suplai daya listrik
dari genset akan masuk ke LVMDP. Sebaliknya, bila suplai listrik dari PLN on,
maka rangkaian control akan memutus instalasi suplai genset, dan Kembali menghubungkan
instalasi suplai PLN sehingga listrik dari PLN akan masuk Kembali ke LVMDP.
Capasitor
Bank & Line Reactor
Capasitor
Bank adalah komponen yang berfungsi untuk memperbaiki power factor (PF)
dalam sistem distribusi listrik. bila kalian tertarik bagaimana unit ini dapat
memperbaiki power factor, kalian dapat membaca artikel kami yang berjudul “MenghitungKebutuhan kVAR Capasitor Bank”.
Umumnya
digunakan sejumlah unit capasitor, yang dicontrol oleh sebuah panel control
capasitor bank. Prinsip kerja control panel ini membagi capasitor menjadi
beberapa step, dan mengontrol inject daya reactive (kVAR) terhadap jaringan
listrik (umumnya suplai ke LVMDP), hingga mencapai nilai PF yang bagus (0,93 –
0,96).
Contoh,
digunakan 8 unit capasitor, dan dibagi menjadi 4 step, dengan masing masing
step terdiri dari 2 unit capasitor. Misalnya set point panel control adalah PF
= 0,95, maka saat PF actual jauh dibawah 0,95, 4 step akan masuk inject daya
reactive (8 buah capasitor aktif). Namun bila actual PF mendekati 0,95 maka
mungkin hanya 1 step yang actif (2 unit capasitor aktif inject kVAR), sedangkan
sisanya non-aktif.
Line
reactor sebenarnya adalah komponen inductor, dan biasanya dipasang seri dengan
line (kalua kapasitor dipasang parallel). Line reactor digunakan sebagai filter
untuk memperbaiki gelombang arus listrik ac agar mendekati sinusoidal, sehingga
kualitas daya akan lebih baik. Dalam beberapa aplikasi, line reactor disebut
juga line chocke.
Panel-Panel
Distribusi Listrik
Panel-panel
distribusi listrik adalah pembagi listrik berdasarkan area atau jenis beban. Contoh,
biasanya terdapat penel listrik khusus untuk penerangan, panel listrik khusus
untuk air condistioner, khusus untuk mesin-mesin produsi di area tertentu, dan
lain-lain. Semua panel-panel listrik ini disuplai oleh LVMDP.
UPS
dan Power Stabilizer
UPS
(uninterruptuble power supply) adalah alat yang digunakan untuk back up
suplai listrik secara instan, yaitu saat PLN off, beban tidak akan kehilangan
suplai karena secara instan di back up UPS. Namun karena UPS menggunakan
baterai, ia hanya akan bertahan beberapa lama. UPS kerap digunakan pada ruang
server dan ruang IT untuk kepentingan mencegah data hilang atau rusak saat mati
listrik, dan memberikan waktu untuk shut down computer dengan procedure yang
benar bila diperlukan.
Power
stabilizer dalah mesin yang digunakan untuk menyetabilkan daya
listrik. umumnya yang distabilkan oleh stabilizer adalah nilai tegangan listrik
dan nilai frekuensi listrik. unit ini sangat penting digunakan untuk beban-beban
yang sensitive terhadap masalah overvoltage, undervoltage, overfrequency dan
underfrequency. Power stabilizer umum juga disebut sebagai automatic voltage
regulator (AVR) atau stavolt.
Penggunaan
Renewable Energy
Penggunaan
renewable energy listrik di pabrik atau industry terbilang sangat minim.
Hal ini dikarenakan produksi listrik nya masih lebih mahal dibandingkan harga
listrik PLN. Penyebab utama masalah ini adalah harga baterai yang masih sangat
mahal. Namun, beberapa pabrik yang mendukung atau ingin mendapatkan kategori industry
hijau, mendapat persayaratan adanya renewable energi sekitar 3%.
Renewable
energi listrik dapat diperoleh menggunakan solar cell, wind turbine,
PLTMH, biogass, dan lain-lain, sesuai sumber daya yang potensial diwilayah
pabrik tersebut. Penulis sendiri pernah mendesain sistem pembagkit listrik surya
untuk pabrik, dan bila tertarik, kalian dapat membacanya pada artikel kami yang
berjudul “Mendesain Pembangkit Listrik Tenaga Surya (cycle use)” dan “MendesainPembangkit Listrik Tenaga Surya (standby use)”.
Penulis
: ER
0 Response to "Sistem Kelistrikan Pabrik (Industri)"
Post a Comment