Jenis-Jenis Sensor Suhu (Temperature Sensors)
Jenis Sensor Suhu |
Sensor suhu atau temperature sensors adalah sebuah instrument yang digunakan untuk mendeteksi nilai suhu suatu benda atau zat. Sensor suhu termasuk instrumentasi dalam keluarga tranducer input, yaitu suatu alat yang dapat mengubah suatu bentuk energi fisik (seperti suhu, cahaya, tekanan, gelombang suara, dan lain-lain) ke bentuk energi atau sinyal listrik (seperti tegangan, arus dan resistansi).
Sensor suhu banyak sekali digunakan
dalam teknik kendali pada sebuah sistem kelistrikan, peralatan elektronika dan
juga peralatan otomotif. Contohnya adalah sensor yang digunakan untuk kontrol
suhu AC (air conditioner), water chiller, rice cooker,
setrika, kulkas, freezer, pemanas air, penghangat ruangan, untuk monitor
suhu oli mesin dan cairan pendingin mesin kendaraan, dan banyak contoh lainnya
hingga untuk kontrol mesin-mesin industri.
Sensor suhu memiliki beberapa jenis
dengan prinsip kerja yang berbeda. Diantaranya adalah thermostat,
thermistor, RTD, thermocouple, dan IR Thermometer. Masing-masing dari kelima jenis sensor
suhu tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga tiap jenis akan cenderung
lebih cocok pada suatu aplikasi tertentu dan cenderung kurang cocok pada
aplikasi lainnya. Berikut ini, kami akan membahas jenis-jenis sensor suhu (temperature
sensors) dengan terperinci.
1. Thermostat
Thermostat merupakan sebuah sensor suhu kontak (contact
temperature sensor) yang menggunakan prinsip electro-mechanical. Komponen
utama dari thermostat adalah bimetal strip yang merupakan
gabungan dua buah strip dari dua jenis logam yang berbeda, seperti nikel,
tembaga, tungsten atau aluminium. Karena merupakan gabungan dari dua metal yang
berbeda (memiliki koefisien muai berbeda pula), maka saat thermostat
dikenai energi panas baik berupa kenaikan suhu maupun penurunan suhu, maka bimetal
strip akan memuai dengan kondisi membengkok atau melengkung, sehingga dapat
memutus dan menyambungkan rangkaian listrik.
Thermostat banyak digunakan pada aplikasi ON-OFF
elemen heater secara otomatis pada sistem pemanas, seperti setrika. Bila
kalian perhatikan, setrika akan memanaskan permukaan metalnya dengan mengaktifkan
suplai daya pada komponen heater, kemudian ketika suhu tertentu mencapai
limit cut-off thermostat, suplai daya akan diputus oleh thermostat
sehingga komponen heater mati. Lalu sebaliknya ketika suhu turun mencapai limit
cut-on thermostat, suplai daya akan tersambung kembali sehingga heater
akan on kembali. Dengan demikian, suhu permukaan setrika dapat terjaga dalam
rentang yang stabil.
Contoh gambar thermostat |
Prinsip yang sama dapat kita temukan
pada pemanas air didalam dispenser atau mesin water heater di kamar
mandi, rice cooker, oven listrik, dan lain-lain. Thermostat memiliki
spesifikasi berupa limit cut-off temperature. Misalnya thermostat
dengan limit 85OC berarti thermostat akan bertindak seperti
saklar tertutup (ON) saat suhu sekitarnya dibawah 85OC, dan akan
bertindak sebagai saklar terbuka (OFF) saat suhu mencapai 85OC.
2. Thermistor
Thermistor merupakan singkatan dari thermal
resistor, yaitu sebuah instrument berupa resistor yang nilai resistansinya dapat
berubah secara sensitif terhadap perubahan suhu disekitarnya. Kemampuan perubahan
resistansi terhadap suhu tersebut dimiliki oleh beberapa material keramik semikonduktor,
seperti kobalt, mangan atau nikel oksida yang dilapisi dengan kaca.
Dengan kemampuan material tersebut,
bila thermistor disuplai suatu tegangan listrik yang konstan, maka akan
mengalir arus listrik dengan nilai tertentu. Lalu ketika suhu sekitar thermistor
mengalami perubahan, nilai resistansi thermistor secara alami berubah
sehingga nilai arus yang mengalir akan berubah pula. Sebuah kontroler dapat
membaca perubahan resistansi pada thermistor dengan membandingkan nilai
tegangan dan arus listrik, dan mengkonversi nilai resistansi tersebut menjadi displai
nilai suhu yang dapat dibaca oleh kita.
Thermistor memiliki dua jenis, yaitu thermistor
PTC (positive temperature coefficient) dan thermistor NTC (negative
temperature coefficient). PTC memiliki nilai resistansi yang berbanding
lurus dengan perubahan suhu, yaitu bila suhu naik, resistansi PTC akan naik
pula, dan bila suhu turun, resistansi PTC akan turun pula. Sebaliknya, NTC
memiliki nilai resistansi yang berbanding terbalik dengan perubahan suhu, yaitu
bila suhu naik, resistansi NTC akan turun, dan bila suhu turun, resistansi NTC
akan naik.
Contoh gambar themistor elektronika |
Thermistor banyak digunakan pada aplikasi untuk
kontrol suhu AC, water chiller, kulkas, freezer, cold storage
dan air handling unit (AHU). Selain itu, pada sistem elektronika, banyak
digunakan pada sensor alarm kebakaran (heat detector), sensor suhu pada komputer
atau laptop, juga pada kontrol charging handphone. Sementara pada sistem
otomotif dan mesin, thermistor banyak digunakan untuk monitoring
suhu oli, cairan coolant (radiator), seperti pada kendaraan, mesin compressor,
dan lain-lain.
Gambar thermistor chiller system |
Umumnya, spesifikasi thermistor baik
PTC maupun NTC dinyatakan dalam nilai resistansinya pada suhu ruangan 25OC,
seperti thermistor 1K, 2K, 5K, 10K, 15K, dan lain-lain (K berarti kilo-ohm). Kita
dapat pula mengukur resistansi tersebut dengan ohm meter (avo meter/multimeter)
layaknya mengukur resistansi sebuah resistor, dan dapat menguji karakteristik
baik PTC maupun NTC secara langsung dengan dikenai suhu yang berbeda beda.
3. RTD
RTD merupakan singkatan dari resistance
temperature detector. RTD memiliki prinsip kerja dan fungsi yang sama
dengan thermistor PTC, dimana nilai resistansi RTD akan berubah
berbanding lurus dengan perubahan suhu sekitarnya. Bila suhu sekitar RTD
mengalami kenaikan, maka nilai resistansi RTD akan naik juga, sebaliknya bila
suhu sekitar RTD mengalami penurunan, maka nilai resistansi RTD akan turun
juga. Namun demikian, RTD memiliki sensitivitas dan akurasi yang lebih tinggi terhadap
pembacaan perubahan suhu disekitarnya dibandingkan dengan probe PTC.
Resistancee temperature detector (RTD) umumnya terbuat dari material
berupa platinum, sehingga umum juga disebut dengan istilah platinum resistance
thermometer (PRT). Beberapa kelebihan RTD dibandingkan dengan PTC adalah
rentang pengukuran yang lebih luas, yaitu dapat beroperasi pada suhu -200OC
hingga +650OC. Kemudian perubahan resistansi RTD terhadap perubahan
suhu lebih liner jika dibandingkan probe PTC. Dan yang paling utama adalah
lebih presisi, akurasi dan lebih stabil dalam melakukan fungsinya sebagai
sensor suhu.
Contoh gambar RTD PT100 |
RTD banyak digunakan dalam instrumentasi
proses industri, seperti untuk mengontrol suhu produk cair dalam sebuah tangka,
atau untuk mengontrol suhu produkpada mesin proses seperti roaster, grinder,
dan banyak mesin lain yang dalam praktiknya membutuhkan kontrol suhu produk
dengan stabil. Contoh RTD yang paling banyak digunakan adalah RTD PT100 atau
RTD PT1000. Penyebutan PT100 dan PT1000 menunjukan spesifikasi nilai resistansi
RTD pada suhu 0OC. PT100 memiliki resistansi 100 ohm dan PT1000 memiliki
resistansi 1000 ohm pada suhu nol derajat celcius.
RTD memiliki 3 macam konfigurasi,
yaitu RTD 2 wire, RTD 3 wire dan RTD 4 wire. RTD 2 kabel (2 wire) praktis tidak
memiliki perhitungan resistansi yang terkait dengan kabel tembaga, sehingga
mengurangi keakuratan pengukuran elemen sensor suhu RTD. Akibatnya RTD 2 wire
umumnya hanya digunakan untuk kebutuhan pengukuran suhu perkiraan saja. RTD 3
kabel (3 wire) adalah spesifikasi yang paling umum yang biasa digunakan pada
aplikasi-aplikasi di industri. RTD 3 wire menggunakan rangkaian pengukuran
jembatan wheatstone untuk mengkompensasi nilai resistansi kabel. RTD 4 kabel (4
wire) adalah konfigurasi yang paling akurat dari yang lainnya. Karena dalam RTD
4 kabel ini dapat sepenuhnya mengkompensasi resistansi dari kabel, tanpa perlu
memberikan perhatian khusus pada panjang masing – masing kabel.
4. Thermocouple
Thermocouple bekerja dengan adanya dua jenis kawat
logam konduktor yang dihubungkan salah satu ujungnya menjadi satu junction,
dan membiarkan kedua ujung lainnya. Bila junction dikenai sumber panas,
maka pada kedua ujung lainnya akan terjadi perbedaan suhu, dan perbedaan suhu pada
dua logam akan menghasilkan tegangan listrik. Peristiwa ini sering disebut sebagai
efek seeback.
Perbedaan tegangan listrik yang
dihasilkan tersebut berbanding lurus dengan perubahan panas yang dirasakan oleh
junction, sehingga sinyal berupa tegangan listrik dari kedua ujung logam
tersebut dapat diolah oleh sebuah kontroler untuk mengonversinya menjadi nilai
suhu secara akurat. Tegangan Listrik yang ditimbulkan ini pada umumnya sekitar
1 µV – 70µV pada tiap derajat Celcius. Tegangan tersebut kemudian dikonversikan
sesuai dengan Tabel referensi yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan
pengukuran yang dapat dimengerti oleh kita.
Contoh gambar thermocouple |
Selain RTD, thermocouple juga
banyak digunakan dalam aplikasi proses industri. Beberapa kelebihan thermocouple
yang membuatnya menjadi populer adalah responnya yang cepat terhadap perubahaan
suhu dan juga rentang suhu operasionalnya yang luas yaitu berkisar diantara
-200˚C hingga 2000˚C. Selain respon yang cepat dan rentang suhu yang luas, thermocouple
juga tahan terhadap goncangan/getaran dan mudah digunakan.
Thermocouple memiliki beberapa jenis atau tipe dengan spesifikasi rentang suhu tertentu. Untuk pembahasan lebih lengkap tentang thermocouples, silahkan untuk membaca artikel kami dengan judul "Thermocouple, Prinsip Kerja Dan Jenis-Jenisnya".
5. IR
Thermometer
Infrared (IR) Thermometer memberikan kemampuan untuk mendeteksi
suhu secara optik selama objek diamati, radiasi energi sinar inframerah diukur,
dan disajikan sebagai suhu. Termometer ini menawarkan metode yang cepat dan
akurat dalam pengukuran suhu dengan objek dari kejauhan serta tanpa harus
disentuh.
Prinsip dasar dari termometer infra merah
ialah bahwa seluruh obyek yang memancarkan energi infra merah yang semakin
panas, maka molekulnya semakin aktif serta semakin banyak energi infra merah
yang akan dipancarkan. Energi inilah yang ditangkap oleh sensor dan
mengonversinya menjadi nilai suhu yang dapat dimengerti oleh kita.
Contoh gambar IR thermometer |
IR thermometer ini banyak digunakan dalam bidang Kesehatan,
yaitu untuk mengukur suhu tubuh tanpa menyentuhnya. Selain itu, pada bidang Teknik,
prinsip IR thermometer kerap digunakan pada alat IR camera, yang
dapat digunakan untuk mendeteksi panas berlebih pada panel listrik atau suatu
motor listrik, sehingga dapat mempermudah maintenance preventive.
Demikian pembahasan pada kesempatan
kali ini tentang jenis-jenis sensor suhu (temperature sensors) yang
dapat kami sampaikan. Untuk diskusi lebih lanjut, silahkan tinggalkan komentar
kalian. Semoga bermanfaat.
Penulis : ER
0 Response to "Jenis-Jenis Sensor Suhu (Temperature Sensors)"
Post a Comment