Menentukan Kebutuhan Luas Penampang Kabel
Cara sizing kabel tembaga |
Ukuran luas penampang kabel pada instalasi listrik menjadi pertimbangan yang sangat penting dalam desain sistem kelistrikan, baik dari segi keamanan maupun dari segi ekonomi. Pada sisi keamanan (safety), ukuran kabel yang terlalu kecil akan menimbulkan resiko kabel menjadi panas dan terbakar. Kemudian pada sisi ekonomi, ukuran kabel yang terlalu besar akan menyebabkan biaya instalasi menjadi terlalu mahal. Oleh karena itu, seorang electrical engineer harus dapat menentukan ukuran luas penampang kabel secara optimal (sangat aman dan juga hemat biaya).
Pada desain
sistem distribusi atau instalasi listrik menggunakan kabel, kebutuhan
spesifikasi kabel akan mempertimbangkan dua faktor penting, yang pertama adalah level
tegangan kerja (volt), dimana nilai ini akan menentukan spesifikasi dari
isolasi kabel (kulit). Semakin tinggi tegangan listrik yang akan mengalir pada
kabel, maka akan semakin tinggi tingkat isolasinya, dimensi isolasi pun akan
semakin tebal, kuat dan berlapis, dan harganya akan semakin mahal. Faktor
pertama ini tidak akan kami bahas lebih lanjut pada artikel ini, mudah-mudahan
dapat kami bahas pada kesempatan yang lain.
Faktor penting
yang kedua adalah rating arus listrik (ampere), dimana nilai ini
akan menentukan spesifikasi dari konduktor kabel. Semakin tinggi rating arus,
maka dibutuhkan luas penampang konduktor yang lebih besar, dan tentu harganya
semakin mahal juga. Konduktor kabel ada yang berbahan tembaga, alumimium, aluminium
alloy (campuran), dan lain-lain. Bahan konduktor yang berbeda, akan
memiliki kemampuan hantar arus yang berbeda pula untuk luas penampang yang
sama.
Pada artikal kali
ini, kami akan membahas cara menentukan ukuran penampang kabel listrik untuk
konduktor berbahan tembaga, karena lebih sering digunakan dalam praktik industri, rumah tangga, dan umum.
Untuk dapat menentukan kebutuhan luas penampang kabel tembaga pada suatu
instalasi listrik, kita perlu membahas beberapa hal secara sistematis, yaitu
sebagai berikut.
Rating Arus Listrik Yang Akan Melewati
Kabel
Rating
arus listrik yang kami maksud di sini adalah arus listrik maksimal yang akan
melalui suatu jalur kabel. Nilai ini akan bergantung pada beban yang ingin
disuplai. Untuk menentukan nilai rating arus berdasarkan besar bebannya, kita
dapat menggunakan persamaan berikut:
P =
V x I x PF ……………………. (untuk beban listrik 1 phase)
I =
P / (V x PF) ………………….. (Untuk beban listrik 1 phase)
P =
1,732 x V x I x PF ……… (Untuk beban listrik 3 phase)
I =
P / (1,732 x V x PF) …..... (Untuk beban listrik 3 phase)
P : Kapasitas daya beban (W)
V : Tegangan nominal (V)
I : Rating arus (A)
PF : Power factor (bila nilai PF dari
sebuah beban tidak diketahui, dapat di asumsikan senilai 0,85 untuk beban dinamis,
dan 0,95 untuk beban statis)
Contoh 1 : misalnya
kita ingin menyuplai sebuah motor induksi 3 phase berkapasitas 10 kW, tegangan
nominal 380V, dan power factor 0,85. Maka rating arus yang akan
menyuplai motor tersebut dapat ditentukan sebagai berikut:
I = P / (1,732 x V x PF)
I = 10.000 / (1,732 x 380 x 0,85)
I = 17,87 A
Contoh 2 : misalnya
kita ingin menyuplai 5 buah lampu sorot masing-masing berdaya 400W, tegangan
nominal 220V. Maka rating arus yang akan menyuplai lampu tersebut dapat
ditentukan sebagai berikut:
I = P / (V x PF)
I = 2.000 / (220 x 0,95)
I = 9,57 A
Rating Circuit Breaker Yang Digunakan
Circuit
breaker berfungsi untuk memutus suplai listrik secara otomatis apabila
terjadi overload atau over current, juga dapat digunakan untuk switch
on dan switch off suplai listrik secara manual apabila diperlukan,
misalnya ketika ada keperluan maintenance. Circuit breaker dapat berupa
MCB, MCCB, ACB, dan lain-lain. Pada sistem listrik 3 phase, MCB umumnya
tersedia dengan rating maksimal 32A, MCCB tersedia dengan rating
dari 40A hingga 1000A, kemudian untuk rating diatas 1000A, digunakan circuit
breaker yang dilangkapi dengan sistem pemadam busur api, seperti ACB
(menggunakan udara), VCB (menggunakan media hampa/vacuum), OCB (menggunakan minyak),
dan lain-lain.
Untuk menentukan rating
circuit breaker, ditentukan berdasarkan nilai rating arus beban,
ditambah 25% dari nilai rating arus beban tersebut, kemudian dipilih rating
standard (kapasitas pabrikan yang tersedia) terdekat lebih tinggi dari nilai
tersebut. Bagi kalian yang belum hafal dengan nilai-nilai rating standard
pabrikan untuk MCB, MCCB dan ACB, berikut kami berikan referensinya.
Rating standard pabrik circuit breaker
Contoh 1 : bila
rating arus beban 3 phase sudah dihitung senilai 17,87A sesuai contoh
sebelumnya, maka rating MCB 3 phase yang diperlukan adalah 17,87 x 125% = 22,34A.
Nilai standard MCB 3 phase terdekat lebih tinggi dari 22,34A adalah 25A. Jadi,
pada contoh ini, kita memerlukan MCB 25A/3 phase.
Contoh 2 : bila
rating arus beban 1 phase sudah dihitung senilai 9,57 A sesuai contoh
sebelumnya, maka rating MCB 1 phase yang diperlukan adalah 9,57 x 125% = 11,96A.
Nilai standard MCB 1 phase terdekat lebih tinggi dari 11,96A adalah 16A. Jadi,
pada contoh ini, kita memerlukan MCB 16A/1 phase.
Jumlah Core Kabel Yang Akan Digunakan
Kabel ada yang
hanya terdiri dari satu konduktor (satu core), dua konduktor (dua cores), dan
seterusnya. Untuk kabel daya, seperti kabel NYY, NYYHY, NYA, NYM, NYMHY, dan sejenisnya,
umumnya terdiri dari 1 core hingga 5 cores, dengan luas penampang tertentu untuk
masing-masing core. Namun untuk kabel kontrol, seperti kabel YSLY-JZ, tersedia hingga
lebih banyak cores, yaitu hingga 12 cores atau lebih. Penentuan jumlah core adalah
berdasarkan kebutuhan bebannya.
Contoh 1 : untuk
beban motor listrik 3 phase yang telah kita bahas pada contoh sebelumnya, maka
kita memerlukan kabel 4 cores, yaitu untuk phase R, S, T (atau U, V, W) dan
Ground (atau Earth). Maka dapat kita gunakan kabel NYYHY 4 cores, sedangkan
luas penampang kabelnya akan kita bahas selanjutnya.
Contoh 2 : untuk
beban lampu sorot 1 phase yang telah kita bahas pada contoh sebelumnya, maka
kita memerlukan kabel 3 cores, yaitu untuk L (phase), N (Netral) dan Ground (atau
Earth). Maka dapat kita gunakan kabel NYM 3 cores, sedangkan luas penampang
kabelnya akan kita bahas selanjutnya.
Contoh 3 : untuk
mendistribusikan daya listrik dari LVMDP menuju sebuah panel distribusi kecil,
maka diperlukan kabel 5 cores, yaitu untuk R, S, T, N dan Ground. Misal dapat
digunakan kabel NYY 5 Core. Atau selain itu, bisa juga digunakan kabel NYY 1
Core sebanyak 5 jalur, atau varian lain, dipengaruhi oleh pertimbangan efisiensi
biaya pembelian kabel.
Menentukan Size (Ukuran) Penampang Kabel
Setelah kita
menentukan rating arus beban, rating circuit breaker, dan jumlah
core kabel yang ingin digunakan, maka kita dapat menentukan spesifikasi luas
penampang kabel berdasarkan tabel KHA (kuat hantar arus) kabel, atau dalam
dunia internasional sering disebut current carrying capacity. KHA adalah
nilai arus listrik maksimal yang dapat melalui sebuah konduktor kabel. Nilai arus
yang melebihi KHA suatu jalur kabel, maka dapat menurunkan usia kabel, hingga
terjadi bahaya overheat sehingga membakar isolasi kabel, dan terjadi short
circuit hingga menyebabkan kebakaran atau kerusakan peralatan listrik.
Dalam menentukan
ukuran luas penampang kabel yang diperlukan untuk menyuplai suatu beban listrik,
kita dapat mengacu pada nilai KHA terdekat lebih tinggi atau sama dengan rating
circuit breaker yang digunakan. Berikut adalah tabel KHA kabel tembaga 1
core hingga 5 cores (sumber : datasheet kabel NYY merek Kabelindo)
KHA kabel tembaga 2 cores |
KHA kabel tembaga 3 cores |
KHA kabel tembaga 4 cores |
KHA kabel tembaga 5 cores |
Contoh 1 : Pada
contoh sebelumnya, untuk beban motor listrik 3 phase, telah kita tentukan
digunakan MCB 25A/3 phase. Untuk menyuplai ini, diperlukan kabel 4 cores,
sehingga kita perlu melihat pada tabel KHA untuk kabel tembaga 4 cores, dan
mencari nilai terdekat lebih tinggi dari 25A. Dari tabel KHA di atas, misal instalasi
kita adalah di ducting kabel atau tray kabel (diudara), maka KHA terdekat
adalah 25A dengan ukuran luas penampang kabel 2,5 mm2. Maka pada kasus ini,
kita dapat menggunakan kabel NYYHY 4 x 2,5 mm2.
Contoh 2 : Pada
contoh sebelumnya, untuk beban lampu sorot 1 phase, telah kita tentukan
digunakan MCB 16A/1 phase. Untuk menyuplai ini, diperlukan kabel 3 cores,
sehingga kita perlu melihat pada tabel KHA untuk kabel tembaga 3 cores, dan
mencari nilai terdekat lebih tinggi dari 16A. Dari tabel KHA di atas, misal instalasi
kita adalah di ducting kabel atau tray kabel (diudara), maka KHA terdekat dari
16A adalah 18A dengan ukuran luas penampang kabel 1,5 mm2. Maka pada kasus ini,
kita dapat menggunakan kabel NYM 3 x 1,5 mm2.
Pertimbangan Safety Factor Khusus
Selain contoh
yang telah kami bahas, dalam praktik engineering, tidak jarang pula diterapkan safety
factor yang lebih tinggi pada beberapa kasus, seperti jalur kabel terlalu
panjang sehingga drop voltage diperkirakan cukup tinggi, atau temperature
ruangan sekitar jalur kabel diatas 35 derajat celcius, sehingga kabel lebih
mudah panas. Pada kasus seperti itu, kita dapat memilih melakukan uprate
1 tingkat lebih tinggi dari perhitungan yang sudah kita lakukan. Pada contoh 1,
kita dapat uprate penggunaan kabel dari semula NYYHY 4 x 2,5 mm2,
menjadi NYYHY 4 x 4 mm2. Kemudian pada contoh 2, kita dapat uprate penggunaan
kabel dari semula NYM 3 x 1,5 mm2, menjadi NYM 3 x 2,5 mm2.
Demikian
pembahasan kami pada artikel kali ini tentang cara menentukan ukuran luas
penampang kabel listrik secara optimal dari segi teknis maupun ekonomis. Untuk diskusi
lebih lanjut, silahkan tinggalkan komentar kalian.
Penulis : ER
0 Response to "Menentukan Kebutuhan Luas Penampang Kabel"
Post a Comment