Menghitung Kebutuhan kVAR Capasitor Bank
Capasitor bank |
Power factor (PF) merupakan salah satu faktor penting yang menunjukan kualitas daya suatu sistem kelistrikan. Nilai PF berkisar antara 0 hingga 1. Semakin tinggi nilai PF, kualitas daya dapat dikatakan semakin baik, sebaliknya, semakin kecil nilai PF, kualitas daya dikatakan semakin buruk. Bila nilai PF rendah, pada kapasitas daya aktif (kW) yang sama, suatu beban menyedot arus listrik lebih tinggi dibandingkan dengan PF lebih tinggi, sehingga PF rendah akan memberikan dampak buruk untuk peralatan listrik. Selain itu, karena arus yang disedot besar, masalah lain yang dapat timbul adalah terjadinya drop voltage, hal ini akan berdampak buruk bagi beban listrik lain dan keseluruhan sistem kelistrikan.
Power factor (PF) dalam Bahasa Indonesia disebut
dengan istilah faktor daya, dan terkadang umum juga disebut dengan nama “Cos
Phi”. Pada standard peraturan PLN, pelanggan harus menjaga nilai PF diatas 0,85
sebagai kewajiban untuk menjaga kualitas daya listrik sehingga tidak
menimbulkan pengaruh buruk pada jaringan listrik PLN. Apabila pelanggan
(misalnya pabrik) memiliki nilai PF dibawah 0,85, maka ia akan tercatat oleh
kWH meter sebagai konsumsi kVARh, dan apabila nilai kVARh total dalam 1 bulan
mencapai 67% dari nilai total konsumsi kWh, maka nilai kelebihan kVARh tersebut
harus dibayar oleh pelanggan dengan tarif sesuai ketentuan PLN.
Apabila suatu sistem kelistrikan
memiliki PF rendah, maka kita dapat memperbaikinya dengan memasang capasitor
bank. PF rendah diakibatkan oleh tingginya produksi daya reaktif (kVAR) dari
beban-beban yang bersifat induktif, seperti motor listrik, trafo dan inductor.
Capasitor dapat memperbaiki nilai PF dengan cara mengonsumsi daya reaktif
tersebut, sehingga nilai kVAR akan berkurang, dan daya aktif akan meningkat
(kW). Untuk lebih jelasnya, mari kita review kembali persamaan-persamaan daya
listrik sebagai berikut:
S2 = P2 + Q2
P = S x PF = S x Cos Phi
Q = S x Sin Phi = S x Sin (Cos-1
PF)
S :
Daya semu/apparent power (kVA)
P :
Daya aktif/active power (kW)
Q :
Daya reaktif/reactive power (kVAR)
PF/Cos Phi : Power factor
Untuk memperbaiki nilai PF dengan
capasitor bank, kita perlu menentukan kapasitas total capasitor dalam satuan
kVAR (kapasitas daya reaktif yang diserap oleh kapasitor). Pada artikel ini,
kami akan membahas mengenai cara menghitung kebutuhan kVAR capasitor bank pada
suatu sistem kelistrikan. Ada dua cara yang akan kami bahas, yang pertama
adalah dengan perhitungan rumus daya listrik, dan yang kedua adalah dengan
perhitungan menggunakan tabel faktor capasitor. Berikut pembahasannya.
Metoda
1 : Menggunakan Rumus Daya Listrik
Seperti yang telah kami singgung,
capasitor dapat menyerap daya reaktif dengan kapasitas tertentu (kVAR) sesuai
dengan ukuran capasitor yang digunakan. Jadi, kenaikan nilai PF ditentukan oleh
pengurangan daya reaktif dari kondisi awal menjadi kondisi yang diharapkan,
sehingga rumus kapasitas capasitor yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
QC = Q1 – Q2
QC : Kapasitas serap capasitor bank (kVAR)
Q1 : Daya reaktif semula (kVAR)
Q2 : Daya reaktif target setelah perbaikan (kVAR)
Contoh : suatu pabrik memiliki daya
terpasang 500 kVA, dan memiliki PF senilai 0,65. Apabila PF ingin diperbaiki
agar menjadi 0,94, berapa kapasitas total capasitor bank yang dibutuhkan?
Pembahasannya adalah sebagai berikut (jangan lupa perhatikan rumus daya
listrik yang kami review diatas).
Diketahui
S =
500 kVA
PF1 = 0,65
PF2 = 0,94
Menghitung daya aktif (P)
P =
S x PF
P =
500 x 0,65
P =
325 kW
Menghitung daya reaktif mula (Q1)
Q1 = √ (S2 – P2)
Q1 = √ (5002 – 3252)
Q1 = 380 kVAR
Menghitung daya reaktif target (Q2)
Dengan daya aktif yang sama, yaitu P =
325 kW, diinginkan daya reaktif dari semula Q1 berkurang menjadi
senilai target, yaitu Q2 (dengan PF target adalah PF2 =
0,94).
S2 = P / PF2
S2 = 325 / 0,94
S2 = 346 kVA
Note : nilai S2 = 346 kVA
menunjukan bahwa jika PF diperbaiki menjadi 0,94, untuk menyuplai daya beban 325
kW, sebenarnya kebutuhan daya terpasang cukup 346 kVA, dan tidak perlu 500 kVA
(diperlukan 500 kVA karena PF kecil, yaitu 0,65).
Q2 = √ (S2 – P2)
Q2 = √ (3462 – 3252)
Q2 = 119 kVAR
Menghitung kapsitas capasitor (QC)
Capasitor yang dibutuhkan harus dapat
menyerap daya reaktif dari nilai 380 kVAR menjadi 119 kVAR, maka kebutuhannya
adalah sebagai berikut.
QC = Q1 – Q2
QC = 380 – 119
QC = 261 kVAR
Metoda
2 : Menggunakan Tabel Faktor Perhitungan Capasitor
Selain menghitung kebutuhan kVAR
capasitor bank dengan menggunakan rumus-rumus daya listrik, dapat dilakukan
pula perhitungan praktis dengan menggunakan tabel faktor perhitungan capasitor
sebagai berikut.
Tabel faktor perhitungan capasitor bank
Dari tabel tersebut, kita dapat
melihat berbagai nilai faktor, bergantung pada PF awal (Cos Phi 1) dan PF
target yang diharapkan (Cos Phi 2). Kemudian, berdasarkan nilai faktor
tersebut, kita dapat menghitung kebutuhan kapasitas capasitor bank dengan rumus
berikut.
QC = S x PF1 x FC
QC : Kapasitas capasitor (kVAR)
S :
Daya semu (kVA)
PF1 :
Power factor mula
FC : Faktor perhitungan capasitor (nilai dari tabel)
Contoh : suatu pabrik memiliki daya
terpasang 500 kVA, dan memiliki PF senilai 0,65. Apabila PF ingin diperbaiki
agar menjadi 0,94, berapa kapasitas total capasitor bank yang dibutuhkan?
Pembahasannya adalah sebagai berikut (jangan lupa perhatikan nilai FC
pada tabel).
Berdasarkan tabel diatas, nilai FC
untuk PF1 = 0,65 dan PF2 = 0,94 adalah 0,8062, maka kapasitas kVAR total
capasitor bank yang diperlukan dapat ditentukan sebagai berikut:
QC = S x PF1 x FC
QC = 500 x 0,65 x 0,8062
QC = 262 kVAR
Dapat kita perhatikan, bahwa penentuan
kebutuhan kVAR capasitor bank menggunakan metoda 1 dan metoda 2 menghasilkan
nilai yang hampir sama persis, sehingga kedua metoda dapat digunakan secara
akurat, tergantung metoda mana yang kalian sukai sesuai kondisi.
Penggunaan
Actual Dan Control Capasitor Bank
Dari contoh yang telah kita bahas,
misalnya kita membutuhkan capasitor bank sebesar 262 kVAR, maka pada
pelaksanaannya, instalasi perlu mempertimbangkan kondisi ketersediaan material.
Misalnya, tidak ditemukan capasitor bank dengan kapasitas 262 kVAR, sedangkan
produk pabrikan unit terbesar adalah 50 kVAR, maka kita dapat menggunakan 6
buah capasitor 50 kVAR dengan pemasangan paralel, sehingga total akan menjadi
300 kVAR.
Selain itu, dalam teknologi yang lebih
baik, digunakan sistem kontrol berupa step pada aktivasi capasitor bank. Misal
pada contoh penggunaan 6 unit capasitor 50 kVAR, dapat kita gunakan sistem
kontrol aktivasi 6 step, dimana step pertama adalah 50 kVAR (1 unit capasitor
paralel), step kedua adalah 100 kVAR (2 unit capasitor parallel), dan
seterusnya hingga step keenam yaitu 300 kVAR (6 unit capasitor parallel).
Penggunaan kontrol step ini akan membantu optimalisasi penggunaan, dimana keuntungan
yang pertama adalah, pada tahap desain awal, biasanya kita belum mengetahui
nilai PF actual yang akan terjadi, sehingga kita bisa mendesain dengan estimasi
dan melakukan redundancy. Kemudian kasus kedua adalah adanya keuntungan
optimalisasi kontrol PF, apabila nilai PF terlalu rendah, sistem kontrol dapat
otomatis mengaktifkan step 6, sedangkan apabila nilai PF cukup tinggi, mungkin
cukup hanya diperlukan aktivasi step 1 atau 2 (Sebagian step saja).
Demikian pembahasan kami tentang cara
menghitung kebutuhan kVAR capasitor bank. Untuk diskusi lebih dalam, silahkan
tinggalkan komentar kalian.
Penulis : ER
0 Response to "Menghitung Kebutuhan kVAR Capasitor Bank"
Post a Comment