Komponen Rumah PLN Di Dalam Pabrik
Rumah PLN Di Dalam Sebuah Pabrik |
Pada setiap area/kawasan pelanggan PLN tegangan menengah (20 kV), pasti terdapat sebuah bangunan kecil asset milik PLN di dalam area milik pelanggan tersebut. Bangunan tersebut untuk selanjutnya kami sebut rumah PLN. Meskipun rumah PLN berada di dalam area milik pelanggan, akan tetapi pelanggan tidak memiliki autoritas akses, operasi, maupun maintenance terhadap gedung tersebut. Hal ini dikarenakan tingkat bahaya yang sangat tinggi di dalam area tersebut, sehingga hak akses masuk rumah PLN, operasi dan maintenance nya hanya dapat dilakukan oleh petugas PLN yang sudah ahli.
Sebuah pabrik umumnya berlangganan
listrik tegangan menengah, sehingga hampir dipastikan bahwa di dalam Kawasan
sebuah pabrik, terdapat sebuah rumah PLN. Oleh karena pelanggan tidak memiliki
akses masuk ke dalam rumah PLN, hal ini menyebabkan tidak banyak teknisi atau engineer
pabrik memahami betul komponen apa saja yang ada di dalam rumah PLN dan apa
fungsinya. Namun demikian, PLN melakukan maintenance pada komponen di
dalam rumah PLN setiap 6 bulan sekali. Pada kesempatan itulah, teknisi atau engineer
pabrik dapat ikut melihat bagian dalam rumah PLN, dan dapat mengorek informasi
dari petugas PLN tersebut.
Pada kesempatan ini, kami ingin
membahas tentang komponen apa saja yang ada di dalam rumah PLN di sebuah pabrik
atau industri, juga tak lupa akan kami bahas juga fungsi dari tiap komponen
tersebut, kami rangkum sebagai berikut.
Cubicle
Incoming & Outgoing
Cubicle incoming dan outgoing berfungsi untuk
memutus dan menyambungkan listrik tegangan menengah (20 kV). Penampakan dari
cubicle ini bisa berbeda-beda tergantung merek dan tipe yang digunakan oleh PLN,
akan tetapi kurang lebih akan mirip sebagai berikut.
Cubicle Incoming & Outgoing 20 kV Milik PLN
1. Cubicle
With Load Break Switch (LBS)
Dari foto tersebut, ada 3 jenis cubicle.
Yang pertama adalah nomor 1 dan 2 dari sebelah kiri, keduanya merupakan jenis cubicle
yang sama, yaitu “cubicle with load break switch”. Load break switch
(LBS) adalah alat yang berfungsi untuk memutus dan menyambungkan suplai daya
listrik, baik dalam kondisi berbeban atau pun tidak. Dalam kasus listrik daya
kecil, fungsinya adalah mirip seperti saklar lampu yang dapat memutus dan menyambungkan
suplai listrik ke sebuah lampu. Pada kasus tegangan menengah (20 kV), LBS
didesain dengan sistem pemadam busur api, umumnya menggunakan isolasi gas SF6. Dalam
terminasi PLN, LBS biasa disebut juga dengan istilah Pemisah Daya (PMS). Berikut
adalah foto bagian penamaan dan juga nameplate (spesifikasi) dari cubicle
jenis pertama ini.
Cubicle With Load Break Switch (LBS)
Spesifikasi Nameplate Cubicle With LBS
Mengapa dalam satu rumah PLN terdapat
dua unit cubicle with LBS? Rumah PLN di dalam sebuah pabrik, selain
digunakan untuk mensuplai daya listrik untuk pabrik tersebut, juga digunakan
untuk distribusi daya listrik (penyulang) ke pabrik-pabrik lain. Suplai daya dari
jaringan SKTM (saluran kabel bawah tanah) akan masuk ke cubicle with LBS
nomor 1 (menjadi cubicle incoming), dan semua cubicle terhubung
dengan satu sistem busbar 20 kV (semua tersuplai daya). Kemudian cubicle
with LBS nomor 2 akan menjadi cubicle outgoing, dimana ia akan
berperan sebagai penyulang daya ke jaringan lain (melayani konsumen lain di
sekitar pabrik tersebut). Kabel SKTM yang digunakan oleh PLN umumnya adalah
tipe NA2XSEYBY (Al/XLPE/CWS/PVC/DSTA/PVC) 3x300 mm2 /12/20 (24) kV. Kabel
tersebut akan masuk ke cubicle nomor 1 dari suatu jaringan distribusi tegangan
menengah dan keluar dari cubicle nomor 2 menuju jaringan distribusi lain.
2. Cubicle
With Circuit Breaker
Kemudian cubicle jenis kedua
adalah nomor 3 dari sebelah kiri, yaitu “cubicle with circuit breaker”. Circuit
breaker (CB) adalah peralatan listrik yang berfungsi sebagai proteksi terhadap
daya atau arus berlebih. Ia akan memutus suplai daya secara otomatis ketika
terjadi overload (arus yang mengalir melebihi rating arus CB). Namun demikian,
CB juga dapat dioperasikan secara manual layaknya LBS, dengan melakukan tripping
manual untuk memutus daya listrik, dan switch on Kembali untuk
menghubungkan daya listrik. CB juga didesain dengan sistem pemadam busur api. Pada
foto ditulisan ini, CB yang digunakan adalah vacuum circuit breaker, yang
artinya di dalam chamber pemadam busur api, digunakan ruang hampa
sebagai isolasinya. Dalam terminasi PLN, CB biasa disebut juga dengan istilah
Pemutus Daya (PMT). Berikut adalah foto bagian penamaan cubicle jenis kedua ini
dan juga nameplate dari circuit breaker yang digunakan.
Cubicle With Circuit Breaker (CB)
Vacumm Circuit Breaker Dalam Cubicle
Dalam hal fungsi, jika cubicle
nomor 1 adalah sebagai incoming dari jaringan PLN, lalu cubicle
nomor 2 adalah sebagai outgoing ke jaringan PLN Kembali, maka cubicle
with CB ini adalah sebagai outgoing suplai daya 20 kV utama ke pelanggan
(pabrik) tersebut. Dari cubicle nomor 3 ini, biasanya digunakan juga
kabel bawah tanah tipe NA2XSEYBY (Al/XLPE/CWS/PVC/DSTA/PVC) 3x300 mm2
/12/20 (24) kV, menuju gardu internal milik pabrik (pelanggan). Berbeda dengan
rumah PLN, gardu pabrik tersebut 100% tanggung jawab pelanggan, baik dari instalasi,
operasi hingga maintenance. Di dalam gardu pabrik akan terpasang pula cubicle
incoming dan outgoing, lalu komponen utama lainnya adalah trafo step-down
20 kV/380 V. Pembahasan lebih detail tentang ini tidak akan kami jelaskan pada artikel
ini.
3. Cubicle
With Voltage Transformer
Terakhir, jenis ketiga adalah yang
paling kanan, itu adalah “cubicle with voltage transformer”. Voltage transformer
adalah trafo instrument yang berfungsi untuk menurunkan nilai tegangan tinggi
menjadi tegangan yang sangat rendah, sehingga mempermudah sistem pengukuran. Dalam
cubicle ini, sebenarnya terdapat juga current transformer, yang
merupakan trafo instrument juga, untuk keperluan pengukuran arus listrik. cubicle
jenis ketiga ini berperan untuk melakukan pengukuran dan mentransmisikan hasil
pengukuran ke komponen KWH Meter.
KWH
Meter
KWH Meter akan berada di bagian luar
rumah PLN, karena komponen ini harus bisa dimonitor oleh pelanggan (meskipun
tidak punya akses operasi). Dengan insformasi yang didapat dari cubicle with
voltage transformer, KWH meter akan mendisplai beberapa parameter, seperti
nilai power factor (PF), konsumsi energi listrik (kWh) baik pada waktu
beban puncak (WBP) maupun lewat beban puncak (LPB), konsumsi kVAR (energi reactive),
informasi penalty bila penggunaan kVAR melebihi batas standard (67% dari
penggunaan kWh), dan beberapa besaran listrik sesaat seperti daya yang sedang
mengalir (kW), arus listrik (A), tegangan suplai (kV), dan lain-lain.
KWH Meter Tegangan Menengah PLN
Umumnya teknisi atau engineer pabrik
akan memonitor KWH meter PLN ini dengan 2 tujuan, yang pertama adalah untuk
memonitor kualitas daya listrik pabrik, yaitu dengan memperhatikan nilai PF dan
stabilitas tegangan dan frekuensi listrik, dan yang kedua adalah untuk mengolah
informasi dalam KWH Meter untuk memprediksi nilai tagihan listrik setiap hari
atau per bulan, dengan memperhatikan nilai konsumsi energi (kWh).
Demikian informasi yang dapat kami
jelaskan mengenai komponen rumah PLN di dalam pabrik. Pada dasarnya, setiap
pelanggan tegangan menengah akan memiliki kondisi yang mirip, hanya yang
membedakan adalah kapasitas daya dan merek dan tipe komponen yang digunakan
oleh PLN. Silahkan tinggalkan komentar kalian bila ingin berdiskusi lebih
detail untuk menyempurnakan pembahasan dalam artikel ini.
Penulis : ER
0 Response to "Komponen Rumah PLN Di Dalam Pabrik"
Post a Comment