Resistors (Rangkaian, Pembacaan & Pengukuran)
Resistors |
Resistor adalah komponen elektronika atau elektrikal yang memiliki nilai hambatan listrik (electrical resistance). Untuk nilai tegangan listrik yang sama, semakin besar nilai resistansi sebuah resistor, maka akan semakin kecil arus listrik yang mengalir. Untuk menyatakan nilai resistansi sebuah resistor, digunakan satuan “Ohm” atau digunakan simbol Ω (dibaca “Ohm”).
Kita
mengenal material konduktor, yaitu material yang dapat menghantarkan listrik. Contohnya
adalah besi, tembaga, aluminium, seng, dan material metal atau logam lainnya. Kemudian
kita juga mengenal material non-konduktor (isolator), yaitu material yang tidak
bisa menghantarkan listrik. Contohnya adalah karet, platik, PVC, XLPE, kain,
kayu, dan lain-lain.
Pada
dasarnya, material konduktor adalah material yang memiliki nilai resistansi
yang sangat kecil, mendekati nol. Sehingga bila material diberi tegangan
listrik, akan mengalir arus listrik tanpa hambatan. Sedangkan material isolator
adalah material yang memiliki nilai resistansi sangat besar, mendekati tak
berhingga. Sehingga arus listrik tidak bisa mengalir melewatinya.
Resistor
adalah jenis material diantara konduktor dan isolator, dimana ia memiliki nilai
resistansi tertentu, sehingga nilai tersebut dapat mempengaruhi besar kecilnya
arus listrik yang mengalir dalam rangkaian listrik. Dalam rangkaian listrik,
komponen resistor disimbolkan sebagai berikut (dua jenis standard).
Simbol Resistor Dalam Rangkaian Listrik |
Hukum
Ohm
Hukum
Ohm merupakan prinsip yang sangat mendasar pada rangkaian listrik. Bunyi hukum Ohm
adalah sebagai berikut.
“Besar
arus listrik yang mengalir melalui sebuah konduktor adalah berbanding lurus dengan
tegangan yang diberikan kepadanya dan berbanding terbalik dengan resistansinya”
Secara
matematis, hukum ohm dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
I = V/R
Atau
V = I x R
Dimana
I adalah arus listrik (A), V adalah tegangan listrik (V), dan R adalah
resistansi (Ω). Untuk lebih mudah memahaminya, perhatikan contoh rangkaian
listrik sederhana berikut ini.
Rangkaian Listrik Sederhana Prinsip Hukum Ohm |
Bila
tegangan suplai rangkaian listrik diatas adalah V = 10V, dan resistansinya R =
5Ω, maka arus listrik (I) yang akan mengalir dalam rangkaian listrik tersebut
adalah I = V/R = 10/5 = 2A.
Rangkaian
Resistor Seri
Berikut
adalah contoh rangkaian resistor seri menggunakan 3 buah resistor, yaitu R1, R2
dan R3.
Contoh Rangkaian Resistor Seri |
3
buah resistor yang di rangkai seri seperti gambar diatas, secara total dalam
seluruh rangkaian akan bernilai sama dengan 1 buah resistor yang kita sebut Req
(resistor equivalent). Dan nilai resistor equivalent untuk rangkaian seri ini
adalah sebagai berikut.
Req = R1 + R2 + R3
Misal
R1 = 100Ω, R2 = 50Ω, dan R3 = 150Ω, maka Req untuk rangkaian diatas
adalah 100+50+150 = 300Ω. Dan bila terdapat N buah resistor yang terangkai
seri, maka:
Req = R1 + R2 + R3 + ….. + RN
Rangkaian Resistor
Parallel
Berikut
adalah contoh rangkaian resistor parallel menggunakan 3 buah resistor, yaitu
R1, R2 dan R3.
Contoh Rangkaian Resistor Parallel |
3
buah resistor yang di rangkai parallel seperti gambar diatas, secara total
dalam seluruh rangkaian akan bernilai sama dengan 1 buah resistor yang kita
sebut Req (resistor equivalent). Dan nilai resistor equivalent untuk
rangkaian parallel ini adalah sebagai berikut.
1/Req = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
Misal
R1 = 100Ω, R2 = 50Ω, dan R3 = 150Ω, maka Req untuk rangkaian diatas dapat
kita hitung sebagai berikut:
1/Req = 1/100 + 1/50 + 1/150
1/Req = 3/300 + 6/300 + 2/300
1/Req = 11/300
Req = 300/11
Req = 27,3 Ω
Dan
bila terdapat N buah resistor yang terangkai parallel, maka:
1/Req = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/RN
Membaca
Nilai Resistor
Pada
dasarnya nilai resistor disebutkan oleh produsen, baik berupa kode warna maupun
kode angka yang tertera pada komponen resistor tersebut. Berikut adalah cara
membaca nilai resistor.
Pertama, untuk
resistor yang berbentuk 4 pita warna seperti gambar dibawah ini, perhatikan tabel
pembacaan kode warna untuk resistor bentuk 4 pita warna.
Contoh Resistor 4 Pita Warna |
Tabel Pembacaan Resistor 4 Pita Warna |
Contoh,
sebuah resistor yang memiliki 4 pita warna, dengan warna merah, hijau, kuning
dan emas, berarti resistor tersebut memiliki nilai 25x104 = 250.000Ω
= 250 kΩ, dengan toleransi nilai 5%.
Note
: kΩ = 1000Ω, MΩ = 1000.000Ω, GΩ = 1.000.000.000Ω
Kedua, untuk
resistor yang berbentuk 5 pita warna seperti gambar dibawah ini, perhatikan tabel
pembacaan kode warna untuk resistor bentuk 5 pita warna.
Contoh Resistor 5 Pita Warna |
Tabel Pembacaan Resistor 5 Pita Warna |
Contoh,
sebuah resistor yang memiliki 5 pita warna, dengan warna merah, hijau, kuning,
Merah dan Abu-abu, berarti resistor tersebut memiliki nilai 254x100 = 25.400Ω =
25,4 kΩ, dengan toleransi nilai 0,05%.
Ketiga,
untuk resistor yang tidak memiliki pita warna, umumnya tertulis kode angka yang
dapat diterjemahkan menjadi nilai resistansinya. Ada beberapa standard format
penulisan, misalnya pada komponen resistor terdapat kode 3 digit angka atau 4 digit
angka seperti gambar berikut ini.
Contoh Resistor Dengan Kode Angka 4 Digit |
Maka
cara membaca nilai resistornya adalah, bila 3 digit angka, digit angka pertama
dan kedua adalah nilai angka sebenarnya, sedangkan digit angka ketiga adalah
pengali atau jumlah nol dibelakang angka. Misalnya adalah sebagai berikut.
343 = 34x103 = 34.000Ω = 34 kΩ
511 = 51x101 = 510 Ω
222 = 22x102 = 2.200Ω = 2,2 kΩ
330 = 33x100 = 33 Ω
Dan
lain-lain
Namun
bila angka yang tertera pada resistor adalah 4 digit angka, digit angka pertama
sampai ketiga adalah nilai angka sebenarnya, sedangkan digit angka keempat
adalah pengali atau jumlah nol dibelakang angka. Misalnya adalah sebagai
berikut.
1000 = 100x100 = 100Ω
5111 = 511x101 = 5.110Ω = 5,11 kΩ
4022 = 402x102 = 40.200Ω = 40,2 kΩ
3994 = 399x104 = 3,99 MΩ
Dan
lain-lain
Keempat,
selain kode angka 3 digit dan 4 digit seperti contoh diatas, ada juga bentuk
kode lain dengan menggunakan huruf “R” sebagai penanda koma (decimal). Biasanya
notasi ini digunakan untuk resistor dengan resistansi kecil. Contohnya adalah
sebagai berikut.
4R2 = 4,2 Ω
0R33 = 0,33 Ω
0R02 = 0,02 Ω
53R2 = 53,2 Ω
Dan
lain-lain
Kelima,
ada juga jenis notasi yang menggunakan angka nilai sebenarnya dari resistor
tersebut, seperti contoh gambar berikut ini.
Contoh Resistor Dengan Angka Actual |
68K = 68 kΩ
330Ω = 330 Ω
82Ω = 82 Ω
2,2K = 2,2 kΩ
3,3K = 3,3 kΩ
Keenam, penggunaan
notasi tipe industry. Notasi ini
menggunakan format berupa “XXX YYY Z”, dimana XXX menyatakan tipe atau model
dari produsen, YYY menyatakan nilai resistansi, dan Z menyatakan nilai
toleransi. Contohnya adalah seperti gambar berikut.
Contoh Resistor Dengan Kode Tipe Industri |
G7W
39Ω J = 39Ω dengan toleransi 5% (lihat
tabel resistor pita warna, J = 5%)
RC
32 G = 32Ω dengan toleransi 2% (lihat
tabel resistor pita warna, G = 2%)
RCR
42 K = 42Ω dengan toleransi 10% (lihat
tabel resistor pita warna, K = 10%)
Dan
lain-lain
Mengukur
Nilai Resistor
Untuk
mengukur nilai resistansi sebuah resistor, digunakan alat yang bernama “Ohm
Meter”, atau “AVO Meter” yang dapat mengukur arus, tegangan, dan resistansi,
serta besaran listrik lainnya. Avometer juga umum disebut dengan nama
multimeter atau multitester.
Contoh Avometer, Alat Ukur Besaran Listrik |
Perhatikan
gambar Avometer diatas. Untuk menggunakannya, pastikan sekala pengukuran adalah
untuk mengukur resistansi, kemudian kedua probe pengukuran (merah dan hitam),
ditempelkan pada kedua kaki resistor masing masing, maka display akan
menunjukan nilai resistansi resistor tersebut.
Penulis
: ER
0 Response to "Resistors (Rangkaian, Pembacaan & Pengukuran)"
Post a Comment