Generator Sinkron VS Motor Sinkron
Generator Sinkron VS Motor Sinkron |
Di dalam disiplin ilmu tentang mesin-mesin listrik, dikenal sebuah mesin bernama mesin sinkron (synchronous machines). Mesin sinkron adalah satu penyebutan nama untuk dua jenis mesin listrik, yaitu generator sinkron (synchronous generator) dan motor sinkron (synchronous motor).
Kedua mesin listrik ini memiliki konstruksi
dan prinsip kerja yang sama, namun prinsip kerja dari keduanya memiliki arah
perubahan daya yang berkebalikan, dimana generator sinkron berfungsi mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik, sedangkan motor sinkron mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik.
Oleh karena keduanya adalah mesin yang
sama, maka keduanya disebut dengan satu nama yaitu mesin sinkron. Sedangkan dari
sisi fungsi, mesin sinkron dapat dioperasikan sebagai generator sinkron atau
sebagai motor sinkron. Lalu apa saja perbedaan yang lebih detail antara generator
sinkron dan motor sinkron? Berikut kami sajikan sebuah tulisan yang membahas perbandingan
antara generator sinkron vs motor sinkron secara mendetail.
1. Fungsi
Konversi Daya/Energi
Generator sinkron mengonversi daya
mekanik berupa gerak rotasi, menjadi daya listrik ac (alternating current)
atau listrik bolak-balik. Sumber energi mekanik berasal dari prime mover,
contohnya adalah mesin diesel atau mesin bensin pada genset, steam turbine
pada PLTU, water turbine pada PLTA, wind turbine pada PLTB, gas
turbine pada PLTGB, dan lain-lain. Sedangkan daya listrik keluaran
digunakan untuk menyuplai beban berupa peralatan listrik atau menyuplai suatu sistem
tenaga listrik.
Sebaliknya, motor sinkron mengonversi
daya listrik ac menjadi daya mekanik berupa gerak rotasi. Sumber energi listrik
berasar suatu sistem tenaga listrik, contohnya adalah listrik PLN, genset, atau
sumber energi listrik EBT (energi baru dan terbarukan atau renewable energy)
lainnya yang sudah di konversi menjadi listrik ac. Daya mekanik keluaran dari motor
sinkron ada pada shaft rotor, dan biasanya digunakan untuk memutar suatu mesin,
seperti pompa, kipas, blower, dan lain-lain, ketika penerapan mesin tersebut
oleh pengguna, dibutuhkan kecepatan yang selalu konstan.
2. Kontrol
Parameter Output Mesin
Generator sinkron harus mengontrol stabilitas
output daya listrik berupa nilai frekuensi dan tegangan (voltase),
misalnya adalah 50Hz dan 380V. Generator menjaga nilai frekuensi dengan menjaga
kecepatan putar shaft rotor, dengan kata lain menjaga kecepatan prime mover.
Kontrol kecepatan atau frekuensi ini disebut governor system. Untuk menjaga
nilai tegangan output, generator mengontrol besarnya arus eksitasi dc (field
current) yang mengalir pada kumparan rotor (field coil). Kontrol nilai
tegangan ini disebut automatic voltage regulator (AVR). Bila kalian
tertarik memahami topik ini lebih dalam, bacalah artikel kami sebelumnya yang
berjudul “Menjaga Frekuensi Dan Tegangan Pada Generator Sinkron”.
Sebaliknya, motor sinkron harus
mengontrol output daya mekanik pada shaft rotor berupa nilai kecepatan rotasi
(rpm) dan torsi sesuai kebutuhan beban mekanik. Kecepatan rotasi shaft rotor
berbanding lurus dengan nilai frekuensi daya listrik input, sehingga, bila
beban membutuhkan pengaturan kecepatan, suplai daya listrik pada motor sinkron
membutuhkan adanya variable frequency drive (VFD).
Selain itu, torsi output motor sinkron
berbanding lurus dengan nilai arus suplai listrik. Kontrol torsi dan kecepatan
motor sinkron keduanya dapat dilakukan oleh VFD secara bersamaan, karena torsi
dan kecepatan rotasi berbanding lurus dengan daya mekanik output (Pout
= Torsi x Kecepatan sudut), sehingga untuk menjaga daya output tetap, bila
kecepatan turun, torsi harus naik, sebaliknya bila kecepatan naik, torsi harus
turun. Hal ini berlaku pada VFD, bila frekuensi naik (kecepatan motor naik),
tegangan akan naik untuk menurunkan arus listrik (torsi turun), bila frekuensi
turun (kecepatan turun), tegangan akan turun untuk menaikkan arus listrik
(torsi naik), sehingga daya listrik dan daya mekanik bersifat konstan. Ingat bahwa
daya listrik berbanding lurus dengan tegangan dan arus listrik (Pin
= √3 x V x I x Cos θ, pada daya listrik 3 phase).
3. Pengaruh
Pembebanan Mesin
Generator sinkron dibebani dengan
peralatan atau mesin listrik. Semakin besar daya listrik beban (kW), maka
semakin besar pula arus listrik dan daya listrik yang disuplai oleh generator kepada
beban. Kemudian, semakin besar daya aktif (kW) yang disuplai generator, akan
menyebabkan frekuensi output turun, dan sistem governor harus meningkatkan
kecepatan untuk mengembalikan frekuensi ke nilai awal.
Selain itu, beban listrik memiliki 3
varian sifat, ada yang bersifat induktif (lagging power factor), ada
yang bersifat resistif (unity power factor) dan ada yang bersifat
capasitif (leading power factor). Beban induktif menyerap daya reaktif
(kVAR), sehingga generator harus menyuplai kVAR. Semakin besar kVAR yang
disuplai oleh generator, akan menyebabkan tegangan output generator turun. Beban
resistif tidak mengonsumsi atau menyuplai kVAR, sehingga kVAR bernilai 0 dan PF
bernilai 1 (unity power factor). Beban kapasitif menyuplai kVAR,
sehingga generator akan menyerap kVAR, semakin besar kVAR yang diserap,
tegangan output akan naik. Terhadap ketiga jenis beban ini, AVR pada generator
sinkron diperlukan untuk menjaga stabilitas tegangan.
Sebaliknya, motor sinkron dibebani
dengan peralatan atau mesin mekanik. Semakin besar daya mekanik beban (HP),
maka semakin besar pula torsi yang dibutuhkan untuk memutar beban mekanik,
sehingga arus listrik dan daya listrik yang dikonsumsi oleh motor sinkron dari
sistem tenaga listrik akan meningkat. Sedangkan kecepatan motor sinkron akan
cenderung tetap dijaga oleh frekuensi sistem suplai daya listrik.
Selain itu, berbeda dengan generator
yang dipengaruhi jenis beban apakah resistif, induktif atau capasitif, motor
sinkron yang merupakan salah satu beban bagi sistem tenaga listrik atau beban
bagi generator sinkron, justru dapat beroperasi sebagai beban induktif,
resistif atau capasitif, dengan mengatur nilai arus eksitasi dc (field
current) yang mengalir pada kumparan rotornya (field coil). Bila arus
eksitasi diperbesar hingga pada nilai tertentu (over excited), motor
sinkron menjadi beban induktif dan memiliki lagging power factor. Bila arus
eksitasi diperkecil pada nilai tertentu (under excited), motor akan
menjadi beban kapasitif dan memiliki leading power factor. Adapun bila
nilai arus eksitasi pada nilai tertentu diantara over excited dan under
excited, motor sinkron dapat menjadi beban resistif murni dengan PF
bernilai 1.
Kemampuan motor sinkron yang unit ini
menjadikannya kerap digunakan untuk memperbaiki kualitas daya pada sebuah electrical
power system, dengan mengontrol nilai PF. Bila kalian tertarik mendalami
topik ini, bacalah artikel kami sebelumnya yang berjudul “Memperbaiki PowerFactor Menggunakan Motor Sinkron”.
4. Parallel
Mesin Sinkron
Bila dua buah generator sinkron atau
lebih, hendak dipasang secara parallel satu sama lain, atau suatu generator di parallel
dengan suatu sistem tenaga listrik, maka persayaratan yang harus dipenuhi adalah
berupa parameter-parameter daya output generator tersebut, seperti nilai
tegangan nominal, urutan phase, nilai sudut phase, dan nilai frekuensi
nominalnya. Untuk mendalami topik ini lebih detail, bacalah artikel kami
sebelumnya yang berjudul “Teknik Parallel Generator AC”.
Sebaliknya, bila dua buah motor
sinkron atau lebih, hendak dipasang secara parallel satu sama lain atau
disuplai daya listrik dari satu sistem suplai daya yang sama, maka persyaratan
yang harus dipenuhi adalah berupa parameter-parameter daya input motor sinkron,
seperti keduanya harus memiliki tagangan nominal yang sama, frekuensi nominal
yang sama, dan yang sangat penting juga, sistem suplai daya harus memiliki
kapasitas daya yang cukup untuk menyuplai dua unit atau lebih motor sinkron
tersebut.
5. Suplai
Dan Konsumsi Daya Listrik
Generator selalu beroperasi untuk
menyuplai daya aktif atau real power (kW). Sedangkan mengenai daya
reaktif atau reactive power (kVAR), generator dapat beroperasi sebagai
penyuplai kVAR atau penyerap kVAR, dipengaruhi oleh jenis bebannya, apakah
resistif, induktif atau capasitif, hal ini sudah kami jelaskan pada bagian di
atas. Generator disebut menyuplai kVAR bila sudut fasa arus tertinggal oleh
sudut fasa tegangan (lagging), sebaliknya bila sudut fasa arus
mendahului sudut fasa tegangan (leading), generator sinkron akan mengonsumsi
kVAR.
Sebaliknya, motor sinkron selalu
beroperasi untuk mengonsumsi atau menyerap daya aktif (kW). Sedangkan mengenai daya
reaktif (kVAR), motor sinkron dapat beroperasi sebagai penyuplai kVAR atau
penyerap kVAR, dipengaruhi oleh nilai arus eksitasinya. Bila motor sinkron
beroperasi sebagai over excited, maka arus yang di konsumsinya menjadi leading
terhadap tegangan, dan motor disebut sebagai beban dengan PF leading dan
bersifat menyuplai kVAR (generator atau power system yang menyuplai daya
kW, menyerap kVAR). Bila beroperasi sebagai under excited, maka arus
yang mengalir menjadi lagging terhadap tegangan, dan motor disebut sebagai
beban dengan PF lagging dan bersifat menyerap kVAR (generator atau power
system yang menyuplai daya kW, menyuplai kVAR).
Demikian pembahasan yang dapat kami
sampaikan berkenaan dengan perbandingan antara generator sinkron vs motor
sinkron. Untuk diskusi lebih dalam, silahkan tinggalkan komentar kalian, dan
jangan lupa untuk membaca artikel kami yang lainnya.
Penulis : ER
0 Response to "Generator Sinkron VS Motor Sinkron"
Post a Comment