Teknik Parallel Generator AC
Paralleling Generator |
Generator ac merupakan mesin dengan fungsi mengonversi daya mekanik berupa gerak rotasi menjadi daya listrik ac (alternating current – arus bolak-balik). Generator ac memiliki nama lain yaitu generator sinkron (synchronous generator), atau juga biasa disebut alternator. Beberapa contoh generator ac adalah mesin genset, dan mesin pembangkit listrik/generator pada sistem PLTU, PLTA, PLTMH, PLTGB, PLTB, dan lain-lain.
Pada aplikasi yang sederhana, seperti
pada genset sekala rumah tangga, kantor kecil atau sekala home industry,
generator ac akan beroperasi sebagai sumber energi listrik cadangan tunggal saat
terjadi padam listrik PLN. Dimana generator tersebut akan beroperasi sendirian untuk
menyuplai beban listrik yang ada. Akan tetapi, pada aplikasi beban yang lebih
besar, seperti pada pabrik atau industri, banyak kondisi dimana penggunaan
genset lebih dari satu unit, bisa 2, 3 hingga puluhan unit genset jumlahnya. Lebih
kompleks lagi, dalam sekala power plant dan power system yang
besar, jumlah generator ac akan lebih banyak lagi, mencapai ratusan unit hingga
ribuan unit.
Pada kondisi jumlah generator ac lebih
dari satu, maka generator akan beroperasi secara parallel untuk menyuplai daya
listrik pada sistem tenaga listrik. untuk melakukan parallel generator ac,
diperlukan syarat kondisi dan prosedur khusus, untuk menjaga sistem beroperasi
dengan baik dan aman. Pada kesempatan ini, kami akan membahas tentang teknik parallel
generator ac, dimana pembahasannya akan memuat syarat kondisi yang harus
dipenuhi saat akan melakukan parallel generator ac, juga akan membahas prosedur
umum dalam melakukan parallel generator ac.
Keuntungan
Sistem Parallel Generator
Dalam konsep suplai daya listrik,
dibutuhkan daya suplai dengan kapasitas yang mencukupi sesuai kapasitas daya
bebannya. Sebagai contoh, bila total daya bebannya adalah 100 kVA, maka untuk
menyuplai beban tersebut dibutuhkan setidaknya satu unit generator ac dengan kapasitas
125 kVA (safety factor 25%). Opsi lain adalah menggunakan dua unit
generator berkapasitas 65 kVA (total 130 kVA), atau alternatif lainnya, seperti
3 buah generator 50 kVA (total 150 kVA), dan lain-lain, tergantung desain yang
diharapkan. Pada dasaranya tujuannya sama, yaitu kapasitas daya suplai
(generator) dapat mencukupi total daya beban.
Penggunaan lebih dari satu generator
memiliki beberapa keuntungan dibandingkan penggunaan satu unit generator dengan
kapasitas lebih besar, diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Penggunaan lebih dari satu generator
akan meningkatkan keandalan (reliability) sistem suplai daya, karena
kegagalan satu generator tidak menyebabkan sistem suplai stop total.
2. Pada kondisi beban yang cukup besar,
kapasitas satu unit generator memiliki batasan pabrikasi, sehingga lebih mudah
digunakan beberapa unit generator untuk mencukupi kebutuhan daya beban.
3. Penggunaan beberapa generator mempermudah
aktivitas preventive maintenance tanpa mengharuskan sistem suplai daya
mati total.
4. Penggunaan satu unit generator akan
mengalami kesulitan untuk menempatkan generator beroperasi mendekati kapasitas full
load nya, sehingga sistem konversi memiliki efisiensi lebih rendah. Penggunaan
beberapa generator dengan kapasitas lebih kecil-kecil akan mempermudah
penyesuaian kapasitas suplai terhadap kapasitas daya.
Syarat
Kondisi Parallel Generator
Untuk mempermudah penjelasan,
perhatikan gambar skema ilustrasi parallel dua unit generator berikut ini.
Skema Parallel Dua Unit Generator |
Generator pertama (G1) adalah
generator yang semula menyuplai beban (load) sistem 3 fasa dengan
penyebutan urutan fasa u1, v1 dan w1. Kemudian komponen S adalah sebuah switch,
dapat berupa LBS (load break switch) atau CB (circuit breaker),
yang berfungsi untuk memutus atau menyambungkan (memparallel) generator kedua (G2),
yang memiliki penyebutan urutan fasa u2, v2 dan w2.
Perhatikan bahwa, bila switch S di on
(closed) secara asal, generator dapat mengalami beberapa kerusakan dan
beban akan kehilangan suplai daya. Bila nilai tegangan kedua generator tidak
sama, maka akan muncul arus listrik yang sangat besar. Untuk menghindari masalah
tersebut, maka beberapa syarat kondisi parallel generator berikut ini harus di
penuhi sebelum melakukan parallel generator ac (sebelum switch S di on).
1. Nilai tegangan rms kedua generator
harus sama besarnya (tegangan u1 = u2, tegangan v1 = v2, tegangan w1 = w2,
tentu saja semua fasa idealnya harus memiliki tegangan yang sama agar sistem
seimbang).
2. Urutan fasa kedua generator harus sama
(u1 harus ketemu u2, v1 ketemu v2, dan w1 ketemu w2).
3. Setiap line yang bertemu harus
memiliki nilai sudut fasa yang sama (umumnya u1 = u2 = 0 derajat, v1 = v2 = 120
derajat, dan w1 = w2 = 240 derajat).
4. Nilai frekuensi dari generator kedua atau
G2 (biasa disebut juga oncoming generator) harus sedikit lebih besar
dari nilai frekuensi generator pertama atau G1.
Syarat pertama bila tidak dipenuhi,
perbedaan nilai tegangan akan menyebabkan arus yang besar akan mengalir
diantara kedua generator, dan dapat menyebabkan kerusakan mesin akibat overheat.
Syarat kedua tidak dipenuhi, perbedaan urutan fasa akan menyebabkan timbulnya masalah
short circuit, dimana dua fasa yang berbeda bertemu. Syarat ketiga bila tidak
dipenuhi akan berakibat sama dengan syarat pertama, karena perbedaan sudut fasa
sejatinya adalah perbedaan arah phasor magnitude tegangan.
Kemudian, syarat ke empat bila tidak
dipenuhi, akan terjadi transient daya yang besar, sehingga akan menggannggu
stabilitas frekuensi dan dapat menyebabkan gangguan pada sisi beban. Selain itu,
bila frekuensi generator G2 sama besar atau lebih rendah dibandingkan generator
G1, maka generator G2 akan menyerap daya listrik (bukan menyuplai) dan dapat
beroperasi sebagai motor sinkron, bukan sebagai generator sinkron. Notes
bahwa motor sinkron adalah kebalikan dari generator sinkron, yaitu mesin yang
menonversi daya listrik ac menjadi daya mekanik berupa gerak rotasi.
Prosedur
Umum Parallel Generator
Pada dasarnya, apabila keempat syarat
kondisi parallel generator ac diatas sudah terpenuhi, maka switch S dapat
langsung di close dan kedua generator akan bekerja secara parallel
dengan baik. Disini kami hanya me-review deskripsi prosedural yang
biasanya digunakan dalam aktivitas parallel generator, yaitu sebagai berikut.
1. Gunakan voltmeter untuk mengukur
tegangan pada terminal generator G2, pastikan nilainya sama dengan tegangan
yang sedang bekerja pada G1. Bila belum sama, kita dapat mengatur arus eksitasi/arus
dc/field current pada G2, hingga mendapatkan nilai tegangan yang sama
dengan G1. Umumnya generator dilengkapi dengan AVR (automatic voltage
regulator), jadi mungkin langkan ini cukup dengan menginput setpoint
AVR pada G2 agar sama dengan AVR pada G1.
2. Pastikan urutan fasa G2 sama dengan urutan fasa G1. Caranya dapat dengan menggunakan sebuah motor induksi, pertama suplai motor induksi dengan G1 (u1, v1, w1) dan perhatikan arah putar shaft rotornya. Kemudian suplai motor induksi dengan G2 (u2, v2, w2), dan bandingkan arah putar shaft rotornya dengan yang pertama, bila arah putar sama, maka urutan fasa sudah sama, bila arahnya berlawanan, maka urutan fasa tidak sama. Kita hanya perlu menukar dua buah fasa pada generator G2, misalnya dengan menukar posisi u2 dan v2 (atau u2 dan w2, atau v2 dengan w2). Selain menggunakan motor induksi, kita dapat juga menggunakan alat ukur Bernama phase sequence detector atau teknisi listrik Indonesia kerap menyebutnya R-S-T detector. Dengan menggunakan alat ini, akan jauh lebih mudah untuk mengukur urutan fasa apakah sama atau berbeda.
3. Untuk besar sudut fasa tiap tiap line, umumnya semua generator sinkron memiliki standard yang sama, yaitu selisih 120 derajat setiap fasanya. Jadi, yang perlu dipastikan hanya urutan fasnya saja seperti langkah nomor 2 di atas.
4. Pastikan frekuensi generator G2 sedikit lebih tinggi dari generator G1. Misal G1 beroperasi pada frekuensi 50 Hz, maka kita dapat mengatur frekuensi G2 senilai 50,5 Hz atau maksimal 50,1 Hz sebelum dilakukan parallel. Langkah ini dapat dilakukan manual dengan Avometer yang dapat mengukur frekuensi, dan mengatur kecepatan rotor generator G2 untuk mengatur nilai frekuensinya. Umumnya sistem pengatur kecepatan atau frekuensi ini disebut governor, dan sudah terdapat di dalam sistem kendali generator sinkron.
5. Untuk lebih jelas mengenai langkah 1 dan langkah 4 dalam mengatur nilai tegangan output generator dan nilai frekuensi output generator, kalian dapat membaca artikel kami sebelumnya yang berjudul “Menjaga Frekuensi Dan Tegangan Pada Generator Sinkron”.
Demikian penjelasan yang dapat kami
sampaikan berkenaan dengan topik Teknik parallel generator ac/generator
sinkron/synchronous generator/alternator. Teknik ini dapat kalian
terapkan pada sistem penggunaan lebih dari 1 genset pada pabrik kalian, atau
juga saat kalian memerlukan penambahan generator pada suatu sistem suplai daya
listrik. Bila kalian hendak melakukan parallel sebuah generator pada suatu
jaringan listrik yang sudah ada, kalian dapat menganggap G1 pada penjelasan
diatas sebagai sistem tenaga listrik eksisting, dan G2 sebagai generator baru
yang hendak kalian install di dalam jaringan tersebut. Silahkan untuk diskusi
lebih lanjut pada kolom komentar.
Penulis : ER
0 Response to "Teknik Parallel Generator AC"
Post a Comment