Metode Starting Motor Sinkron (Synchronous Motor)
Starting Motor Sinkron |
Motor sinkron (synchronous motor) adalah mesin listrik sinkron yang berfungsi mengonversi energi listrik ac (alternating current) menjadi energi mekanik berupa gerak rotasi. Pemakaian istilah sinkron di sini bermakna bahwa kecepatan rotasi mekanik (shaft rotor) mesin akan selalu bernilai sama dengan kecepatan rotasi medan magnetnya dalam kondisi steady state.
Untuk menjalankan sebuah motor sinkron
dari kondisi awal diam, diperlukan metode starting yang benar. Kesalahan
dalam prosedur starting motor sinkron dapat menyebabkan motor tersebut
bergetar kencang dan mengalami overheat lalu terbakar. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini kami ingin membahas mengenai motode starting motor
sinkron (synchronous motor).
Bagaimana kesalahan starting
motor sinkron dapat menyebabkan kerusakan pada motor tersebut? Sebagaimana
mungkin kalian sudah tahu, bahwa motor sinkron terdiri dari rotor dan stator.
Di dalam rotor, terdapat kumparan yang disebut field coil, dimana
kumparan tersebut perlu disuplai arus dc (direct current) yang disebut
sebagai arus eksitasi atau field current. Arus eksitasi yang mengalir
pada kumparan rotor akan menghasilkan medan magnet statis (tidak berputar),
sehingga kondisi ini menyebabkan rotor menjadi layaknya sebuah magnet permanen.
Di sisi lain, stator juga memiliki
kumparan yang disebut armature coil, dimana kumparan tersebut perlu
disuplai daya listrik ac (alternating current) sebagai daya listrik
input, umumnya daya 3 phase. Arus ac yang mengalir pada kumparan stator akan
menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron yang
berbanding lurus dengan frekuensi daya suplai. Pertemuan medan magnet berputar
yang dihasilkan stator dan medan magnet diam yang dihasilkan stator, akan
menyebabkan kutub-kutub magnet dari kedua bagian motor tersebut akan
berinteraksi (tarik menarik atau tolak menolak), sehingga rotor yang semula
diam, akan bergerak berputar dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan medan
putar (sinkron).
Akan tetapi perlu dicatat, bila pada
saat starting sebuah motor sinkron, suplai arus eksitasi dc pada
kumparan rotor dan suplai daya listrik
ac 3 phase pada kumparan stator, dilakukan secara bersamaan, medan magnet putar
yang berotasi dengan cepat, akan meninggalkan medan magnet statis rotor akibat
adanya sifat kelembaman pada rotor yang semula diam. Hal ini menyebabkan
interaksi kutub-kutub magnet dari keduanya menjadi tidak sinkron, rotor akan
bergerak berlawanan arah jarum jam pada setengah gelombang pertama suplai
listrik ac, dan rotor akan bergerak searah jarum jam pada setengah gelombang
berikutnya, dan hal ini akan berlanjut hingga rotor bolak balik arahnya.
Misalkan frekuensi listrik ac suplai daya adalah 50 Hz, artinya terjadi 50
gelombang per detik, maka rotor akan bolak balik arah sebanyak 100 kali dalam
satu detik. Seperti yang telah kami singgung, maka hal tersebut akan
menyebabkan motor sinkron bergetar kencang dan mengalami overheat, lalu
terbakar.
Untuk menghindari masalah tersebut, metode
starting motor sinkron (synchronous motor) dapat dilakukan dengan
3 cara yang aman, yaitu menggunakan variable frequency drive (VFD),
menggunakan external prime mover, dan menggunakan amortisseur winding.
Ketiganya akan kami bahas satu per satu dengan detail sebagai berikut.
Menggunakan
Variable Frequency Drive (VFD)
Ketika starting motor sinkron,
kecepatan sinkron medan putar yang tinggi (misal dengan suplai listrik 50 Hz
atau 60 Hz) mengakibatkan rotor yang memiliki kelembaman menjadi tertinggal sehingga
interaksi kedua medan magnet tidak sinkron. Oleh karena itu, salah satu metode starting
motor sinkron adalah dengan menggunakan kecepatan sinkron medan putar yang rendah
pada awal, dan meningkatkan kecepatan sinkron medan putar perlahan secara
linear hingga mencapai kecepatan sesuai ratingnya.
Pengaturan kecepatan sinkron medan
putar ini dapat dilakukan dengan mengatur frekuensi daya listrik input, karena
kecepatan motor sinkron berbanding lurus secara linear dengan frekuensi listrik
input. Kecepatan medan putar yang rendah akan menyebabkan rotor yang memiliki
sifat kelembaman dipercepat secara perlahan dan kedua medan magnet (rotor dan
stator) dapat berinteraksi dengan sinkron.
Sistem kelistrikan tentu saja memiliki
frekuensi yang stabil, misalnya di Indonesia menggunakan PLN dengan frekuensi
50 Hz. Untuk dapat mengatur frekuensi
suplai terhadap motor sinkron, kita dapat menggunakan teknologi yang umum
disebut variable frequency drive (VFD). Umumnya VFD merupakan teknologi yang
menggunakan rangkaian rectifier-inverter, dimana rectifier
mengubah listrik input ac menjadi listrik dc, lalu inverter mengubah
listrik dc tersebut menjadi listrik ac pada frekuensi yang dapat di atur. Namun
ada juga konsep konversi lainnya yang disebut cyclocoverter, dimana
rangkaian ini dapat mengubah listrik ac pada frekuensi tertentu menjadi listrik
ac pada frekuensi lain secara instan, tanpa mengubahnya terlebih dahulu menjadi
listrik dc. Bila kalian berminat memahami rangkaian rectifier, kalian dapat
membaca tulisan kami sebelumnya yang berjudul “Rangkaian Penyearah (Rectifier Circuit)”.
Menggunakan
External Prime Mover
Metode starting motor sinkron
yang kedua adalah menggunakan external prime mover, yang umumnya
menggunakan motor induksi. Pada proses starting, daya listrik suplai ac 3 phase
tidak langsung diberikan pada kumparan stator, sementara arus eksitasi dc langsung
diberikan pada kumparan rotor, dan shaft rotor dari motor sinkron diputar oleh
motor induksi eksternal hingga mencapai atau mendekati kecepatan sinkronnya. Kondisi
starting ini menjadikan motor sinkron bertindak sebagai generator
sinkron, dimana ia mengubah daya mekanik dari prime mover (pada contoh
ini motor induksi), menjadi daya listrik ac 3 phase pada terminal statornya.
Ketika motor sinkron telah beroperasi
sebagai generator sinkron, maka terminal stator dapat di parallel dengan
terminal suplai daya. Prosedur untuk melakukan parallel ini kalian dapat membaca
tulisan kami sebelumnya yang berjudul “Teknik Parallel Generator AC”. Setelah
selesai memparallel, external prime mover dapat dilepas, sehingga mesin
sinkron perlahan akan beralih dari semula beroperasi sebagai generator sinkron
menjadi motor sinkron, yang mengubah daya listrik ac menjadi daya mekanik
berupa gerak rotasi.
Menggunakan
Damper/Amortisseur Winding
Metode starting motor sinkron
yang ketiga adalah menggunakan amortisseur winding. Komponen ini
merupakan bawaan pabrikasi dalam konstruksi motor sinkron, bila memang
termasuk. Jadi, bila memang motor sinkron secara konstruksi tidak di lengkapi
komponen ini, maka metode ini tidak dapat di lakukan.
Komponen ini berbentuk squirrel
cage persis seperti pada konstruksi motor induksi (mungkin akan kami bahas
pada kesempatan lain). Untuk melakukan prosedur starting dengan metoda
ini, pada kondisi mula suplai daya listrik ac 3 phase diberikan pada terminal kumparan
stator motor sinkron, namun suplai arus eksitasi dc pada kumparan rotor tidak berikan
terlebih dahulu. Kondisi ini menghasilkan medan magnet putar dari kumparan
stator, dengan kecepatan sinkron, namun, tidak ada medan magnet statis pada kumparan
rotor. Namun, karena adanya amortisseur winding atau biasa juga disebut damper
winding dalam konstruksi rotor, medan magnet putar akan menginduksi
tegangan pada damper winding tersebut, sehingga timbul arus mengalir di dalam damper
winding. Arus tersebut akan menghasilkan medan magnet juga, sehingga
terjadi interaksi antara medan stator dan medan damper winding, dan
rotor akan berputar. Kondisi ini persis sebagaimana prinsip kerja motor induksi.
Setelah kecepatan rotor mendekati
kecepatan sinkron, maka arus eksitasi dc diberikan pada kumparan rotor,
sehingga timbul medan magnet rotor, dan berinteraksi dengan medan magnet stator,
sehingga kecepatan rotor akan sama dengan kecepatan sinkron. Pada kondisi ini,
motor sudah beroperasi sebagai motor sinkron, dan karena kecepatan rotor dan
medan putar sama, maka arus induksi pada damper winding akan hilang.
Demikian pembahasan yang dapat kami
sampaikan pada kesempatan ini tentang motode starting motor sinkron. Sejauh
pengalaman penulis, mayoritas motor sinkron kapasitas kecil dilengkapi amortisseur
winding, sehingga metode starting yang paling banyak digunakan
adalah metode ketiga. Sedangkan bila motor sinkron tidak dilengkapi dengan amortisseur
winding, umumnya lebih mudah menggunakan metode pertama, yaitu menggunakan
VFD, karena secara operasional jauh lebih mudah.
Adapun metode kedua, penggunaan eksternal
prime mover sangat jarang ditemui, karena terbilang tidak efisien dalam
penggunaannya. Biasanya penggunaan motode kedua ini dilakukan pada motor sinkron
berkapasitas besar, yang memang kerap digunakan bergantian antara sebagai motor
sinkron dan sebagai generator sinkron. Perlu diingat bahwa motor sinkron dan
generator sinkron memiliki konstruksi mesin yang sama, dan bisa disebut sebagai
mesin sinkron saja.
Penulis : ER
0 Response to "Metode Starting Motor Sinkron (Synchronous Motor)"
Post a Comment