Rangkaian Penyearah (Rectifier Circuit)
Rectifier : AC to DC converters |
Rangkaian penyearah atau rectifier circuit adalah rangkaian listrik untuk mengubah listrik ac (bolak-balik) menjadi listrik dc (searah), atau disebut ac to dc converters. Perubahan daya listrik menggunakan rectifier ini sangat banyak aplikasinya, terutama pada peralatan elektronika kantor dan rumah tangga, banyak keperluan konversi dari 220 Vac menjadi tegangan dc pada nilai tertentu, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Power adaptor, seperti pada sistem charging
hp dan laptop
2. Sistem charging baterai pada
mobil dan sepeda motor
3. Sistem charging baterai pada
PLTS dan PLTB
4. Penyearah dalam rangkaian internal
lampu LED
5. Power supply dc, seperti pada panel kontrol sistem
dan mesin industri
6. Dan lain-lain, hingga pada aplikasi
transmisi tegangan tinggi dc (HVDC)
Pada artikel kali ini, kami akan membahas tentang rangkaian penyearah (rectifier circuit), dan untuk selanjutnya untuk memudahkan penamaan, kami hanya akan menyebutnya sebagai rectifier. Rectifier memiliki banyak variasi rangkaian dan penggunaan komponen elektronika daya tertentu, akan tetapi, yang paling umum adalah menggunakan komponen dioda sebagai penyearah, dengan 4 jenis rangkaian, yaitu half-wave rectifier, full-wave rectifier, three-phase half-wave rectifier dan three-phase full-wave rectifier. Berikut kami jelaskan semuanya dengan terperinci, namun, apabila kalian belum memiliki dasar pengetahuan tentang karakteristik sebuah dioda, sebaiknya kalian membaca terlebih dahulu artikel kami sebelumnya tentang komponen elektronika daya.
Half-Wave
Rectifier
Berikut adalah skema dasar rangkaian half-wave rectifier dan bentuk tegangan serta arus output yang dihasilkan. Sebagai penjelasan prinsip kerja, perhatikan bahwa VS adalah tegangan input, kemudian rangkaian terdiri dari sebuah dioda dan sebuah beban berupa resistor (R). VO adalah tegangan output pada terminal beban, dan IO adalah arus output yang melewati beban.
Rangkaian dasar half-wave rectifier Output dc half-wave rectifier
Pada saat tegangan input VS
bernilai positif, maka dioda akan menerima tegangan positif, sehingga dioda
akan bertindak seperti saklar yang tertutup, dan menghasilkan tegangan dan arus
output berbentuk sama dengan inputnya (positif). Sedangkan pada saat tegangan
input bernilai negatif, dioda akan menerima tegangan negative dan bertindak
seperti saklar yang terbuka, sehingga rangkaian terputus dan tegangan dan arus
output menjadi nol. Karena output akan menjadi selalu positif seperti gambar
diatas, maka terbentuklah tegangan dan arus searah atau dc pada output dari
rangkaian rectifier tersebut.
Namun, output dari rectifier
jenis ini berkualitas sangat buruk, karena tegangan dc yang dihasilkan sangat
fluktuatif (tidak cukup konstan atau rata). Tegangan dan arus output tersebut
memiliki ripple factor sebesar 121%, yang berarti tegangan dc yang dihasilkan
mengandung komponen ac (ripple) yang lebih besar dibandingkan komponen
dc nya sendiri. Output dc ini masih memiliki komponen ac 60 Hz dan semuanya
merupakan harmonik.Oleh karena kualitas output yang buruk, rectifier ini
memerlukan filter yang cukup baik pada sisi output untuk meratakan tagangan dc
yang dihasilkan.
Full-Wave
Rectifier
Skema rangkaian full-wave rectifier
yang umum digunakan ada 2 jenis, yang pertama adalah center tap transformer
rectifier dan yang kedua adalah full bridge rectifier. Jenis yang
pertama menggunakan sebuah transformer center tap dan dua buah dioda.
Berikut adalah skema rangkaian dan tegangan output yang dihasilkanya.
Rangkaian center tap trafo rectifier Output dc center tap trafo rectifier
Perhatikan bahwa VS dan IS
adalah tegangan dan arus sumber, berbentuk ac sinusoidal. Kemudian VO
dan IO adalah tegangan dan arus output berbentuk dc (polaritas tidak
berubah atau searah). Prinsip kerjanya, pada saat tegangan dan arus sumber
bernilai positif, maka V1 pada output trafo bernilai positif,
sehingga diode D1 akan mendapat tegangan positif dan bertindak
sebagai saklar tertutup, sehingga menghasilkan VO positif yang nilai
maksimalnya adalah sama dengan V1. Pada saat yang sama, V2
pada output trafo akan bernilai negative, sehingga diode D2
medapatkan tegangan negative dan bertindak sebagai saklar terbuka, sehingga V2
tidak memberikan dampak pada output VO dan IO.
Lalu, pada saat VS bernilai
negative, terjadi sebaliknya, V1 akan bernilai negative dan V2
bernilai positif, D1 akan bertindak sebagai saklar terbuka dan D2
akan bertindak sebagai saklar tertutup, sehingga V1 tidak memberikan
dampak pada VO, dan VO akan bernilai positif dengan nilai
maksimal sebesar V2. Maka terbentuklah tegangan dan arus dc pada
output rangkaian.
Rangkaian full-wave rectifier
yang kedua adalah full bridge rectifier, yang menggunakan empat buah
diode, dengan skema dan bentuk output sebagai berikut.
Rangkaian full-bridge rectifier Output dc full-bridge rectifier
Dapat kita lihat, bentuk gelombang
rangkaian full bridge rectifier sama persis dengan rangkaian center
tap transformer rectifier. Yang membedakan adalah, tegangan puncak VO
paling besar adalah sama dengan VS. Untuk prinsip kerjanya, ketika VS
bernilai positif, maka D1 dan D4 akan mendapat tegangan forward
(positif), sehingga bertindak sebagai saklar yang tertutup, sehingga
menimbulkan tegangan VO pada output. Pada saat yang sama, D2
dan D3 mendapatkan tegangan reverse (negative), sehingga
bertindak sebagai saklar terbuka dan tidak memberikan dampak pada output.
Sebaliknya, pada saat VS bernilai negative, D2 dan D3
akan menutup dan menghasilkan tegangan dan arus output pada rangkaian,
sedangkan D1 dan D4 akan terbuka dan tidak memberikan
dampak pada rangkaian.
Dari segi kualitas daya, bentuk
gelombang output full wave rectifier jauh lebih halus dibandingkan
dengan half wave rectifier, dimana ripple factor nya baik
menggunakan rangkaian center tap trafo maupun full brigdge adalah
48,2%. Output dc ini masih memiliki komponen ac 120 Hz beserta harmoniknya.
3
Phase Half-Wave Rectifier
Secara prinsip kerja, 3 phase
half-wave rectifier sama persis dengan rangkaian half-wafe rectifier 1
phase seperti yang sudah kami jelaskan. Namun, karena tegangan sumbernya
adalah 3 phase (U, V, W), maka digunakan juga 3 buah diode untuk masing masing
phase (D1, D2, dan D3). Berikut adalah skema
rangkaian dan tegangan dc output yang dihasilkan. Gelombang berwarna biru tipis
adalah gelombang tegangan input (U, V, W), dan gelombang berwarna biru tebal
adalah bentuk tegangan dc output.
Rangkaian 3 phase half-wave rectifier Output dc 3 phase half-wave rectifier
Kualiatas tegangan dc yang dihasilkan
dari rangkaian 3 phase half-wave rectifier lebih baik dan lebih
halus dibandingkan kedua jenis rectifier sebelumnya, yaitu sebesar
18,3%. Output dc ini masih memiliki komponen ac 180 Hz beserta harmoniknya.
3
Phase Full-Wave Rectifier
Secara prinsip kerja, 3 phase full-wave
rectifier sama persis dengan rangkaian half-wafe rectifier 1 phase
(full-bridge circuit) seperti yang sudah kami jelaskan. Namun, karena
tegangan sumbernya adalah 3 phase (U, V, W), maka digunakan juga 6 buah diode
untuk masing masing phase (D1, D2, D3, D4,
D5, dan D6). Berikut adalah skema rangkaian dan tegangan
dc output yang dihasilkan. Gelombang berwarna biru adalah gelombang tegangan
input (U, V, W), dan gelombang berwarna merah adalah bentuk tegangan dc output.
Rangkaian 3 phase full-wave rectifier Output dc 3 phase full-wave rectifier
Kualiatas tegangan dc yang dihasilkan
dari rangkaian 3 phase full-wave rectifier adalah yang terbaik
jika dibandingkan dengan semua jenis rectifier sebelumnya, yaitu hanya sebesar
4,2%. Output dc ini masih memiliki komponen ac 360 Hz beserta harmoniknya.
Filter
Pada Rangkaian Rectifier
Dikarenakan output tegangan dc dari
semua rangkaian rectifier yang telah kita bahas masih memiliki komponen
ac (ripple), maka kita dapat mengatasi masalah tersebut dengan
penggunaan low-pass filters. Ada 2 jenis filter yang sering digunakan,
yang pertama adalah menggunakan kapasitor yang terpasang parallel dengan
terminal output (beban), dan yang kedua adalah menggunakan inductor yang
dipasang seri dengan terminal output (beban). Penggunaan kapasitor parallel (shunt
capasitor) berfungsi untuk meratakan perubahan nilai tegangan dc output. Sedangkan
penggunaan inductor seri berfungsi untuk meratakan perubahan nilai arus dc
output.
Pada aplikasi suplai mesin listrik dc,
lebih umum menggunakan filter berupa inductor yang terpasang seri, dan unit
filter ini sering pula dikenal dengan nama choke. Hal ini dikarenakan
mesin listrik lebih membutuhkan bentuk arus yang halus. Berikut adalah contoh
rectifier dengan filter inductor seri (L) dan bentuk gelombang dc yang
dihasilkannya (arus IO rata).
Rangkaian rectifier dengan filter inductor seri Output arus dc menggunakan filter inductor seri
Sedangkan pada aplikasi charging system,
suplai lampu LED, dan sejenisnya, lebih umum digunakan filter shunt capasitor,
karena pada kasus kondisi tersebut lebih dibutuhkan bentung tegangan yang halus.
Berikut adalah contoh rectifier dengan filter shunt capasitor (Cd)
dan bentuk gelombang dc yang dihasilkannya (tegangan VO menjadi
lebih rata).
Rangkaian rectifier dengan filter shunt capasitor Output tegangan dc menggunakan filter shunt capasitor
Demikian pembahasan dari kami mengenai
rangkaian penyearah (rectifier circuit). Semoga bermanfaat dan
mencerahkan. Bila ingin diskusi lebih jauh, silahkan tinggalkan komentar
kalian.
Penulis : ER
0 Response to "Rangkaian Penyearah (Rectifier Circuit)"
Post a Comment