Filter Frekuensi Pasif
Filter Frekuensi Gelombang Listrik |
Filter frekuensi adalah rangkaian elektronik yang berfungsi menyaring frekuensi gelombang listrik, sehingga menghasilkan output pada rentang frekuensi tertentu, dan menghilangkan output pada rentang frekuensi lainnya.
Terdapat
dua jenis filter frekuensi, yaitu filter frekuensi aktif dan filter frekuensi
pasif. Filter frekuensi aktif adalah rangkaian filter frekuensi yang
menggunakan komponen elektronik aktif, yaitu seperti operational amplifier
(Op-Amp), Transistor dan lain-lain. Komponen-komponen aktif tersebut memerlukan
suplai daya (sumber tegangan atau sumber arus) untuk bekerja dan oleh karena
itu, performa kerjanya terkontrol secara independent oleh suplai daya tersebut,
dan karakteristik filternya lebih fleksibel dengan mengatur suplai daya
tersebut.
Berbeda
dengan filter frekuensi aktif, filter frekuensi pasif hanya mengandalkan
komponen pasif, yaitu resistor, capasitor dan inductor. Komponen-komponen pasif
tersebut tidak memerlukan suplai daya eksternal, sehingga performa kerjanya
terbatas sesuai spesifikasi komponen atau desain awal, dan tidak dapat
disesuaikan karakteristik filternya secara fleksibel dalam operasinya. Pada
artikel ini, kami hanya akan membahas tentang konsep dan rangkaian filter
frekuensi pasif saja. Mudah-mudahan pada kesempatan lain kami dapat menulis
tentang filter frekuensi aktif.
Filter
Aktif Vs Filter Pasif
Beberapa
kelebihan filter aktif yaitu dapat mengolah sinyal dengan amplitudo yang kecil,
dapat diatur penguatan outputnya (diperkuat atau diperlemah), kualitas atau
respons nya lebih baik dari filter pasif, serta mempunyai impedansi input
tinggi dan impedansi output rendah (karakter sistem yang baik). Sedangkan
beberapa kekurangannya adalah komponen aktif menghasilkan panas, memerlukan
suplai daya untuk dapat bekerja, serta memiliki batas frekuensi kerja dari
komponen aktif yang digunakan sehingga penggunaannya terbatas pada sistem
frekuensi tinggi.
Beberapa
kelebihan filter pasif adalah tidak membutuhkan suplai daya untuk bekerja, komponen
pasif tidak menimbulkan panas selain dari pada losses daya yang
terkonsumsi akibat impedansi komponen, tidak terlalu banyak noise
(sinyal gangguan atau ripple yang tidak diinginkan) karena tidak ada
penguatan, juga tidak ada keterbatasan pada aplikasi sistem frekuensi tinggi.
Sedangkan beberapa kekurangannya adalah tidak dapat menguatkan sinyal, sulit
mendesain filter pasif yang responsnya baik, impedansi input dan output tidak
tentu dan dapat berbeda-beda dipengaruhi oleh kualitas gelombang inputnya,
sehingga kualitas kerjanya kurang baik dibandingkan filter aktif.
Jenis-Jenis
Filter Frekuensi Pasif
Terdapat
4 jenis filter frekuensi pasif, yaitu Low Pass Filter (LPF), High
Pass Filter (HPF), Band Pass Filter (BPF) dan Band Stop Filter
(BSF). Sebenarnya terdapat 1 jenis filter lagi yaitu All Pass Filter
(APF), dimana filter ini meloloskan semua nilai frekuensi, namun fungsinya
lebih kepada untuk menggeser sudut fasa gelombang input. Untuk jenis APF tersebut
tidak akan kami bahas dalam tulisan ini.
1. Low Pass Filter (LPF)
Adalah filter frekuensi yang berfungsi meloloskan
gelombang dengan frekuensi rendah atau dibawah nilai frekuensi cut-off
(Fc) nya, sedangkan gelombang dengan frekuensi tinggi atau diatas
nilai Fc akan dibuang (tidak diolah menjadi output). Contoh, bila
frekuensi cut-off dari sebuah LPF adalah Fc = 1000 Hz, maka
gelombang input dengan frekuensi dibawah 1000 Hz akan diloloskan menjadi
output, sedangkan gelombang input dengan frekuensi diatas 1000 Hz akan dibuang
atau dihilangkan (tidak menghasilkan output).
2. High Pass Filter (HPF)
Adalah filter frekuensi yang
berfungsi meloloskan gelombang dengan frekuensi tinggi atau diatas nilai
frekuensi cut-off (Fc) nya, sedangkan gelombang dengan
frekuensi rendah atau dibawah nilai Fc akan dibuang (tidak diolah
menjadi output). HPF merupakan kebalikan dari LPF. Contoh, bila frekuensi cut-off
dari sebuah HPF adalah Fc = 1000 Hz, maka gelombang input dengan
frekuensi diatas 1000 Hz akan diloloskan menjadi output, sedangkan gelombang input
dengan frekuensi dibawah 1000 Hz akan dibuang.
3. Band Pass Filter (BPF)
Adalah filter frekuensi yang
berfungsi meloloskan gelombang dengan frekuensi diantara Frequency Low
(FL) dan Frequency High (FH) nya. Rentang
frekuensi diantara FL dan FH disebut dengan istilah Bandwidth,
yaitu rentang nilai frekuensi yang diloloskan olah BPS. sedangkan gelombang
dengan nilai frekuensi diluar bandwidth, akan dihilangkan. Contoh, bila bandwidth
dari BPF adalah FL = 1000 Hz sampai FH = 2000 Hz, maka
bila input memiliki frekuensi pada dalam rentang tersebut, gelombang akan
diloloskan sebagai output. Sedangkan input dengan frekuensi dibawah 1000 Hz
atau diatas 2000 Hz akan dihilangkan.
4. Band Stop Filter (BSF)
Atau sering disebut juga Band
Reject Filter, adalah filter frekuensi yang berfungsi meloloskan gelombang
dengan frekuensi selain antara Frequency Low (FL) dan Frequency
High (FH) nya. Rentang nilai frekuensi antara FL dan
FH biasa disebut Notch (definisinya kebalikan dari bandwidth).
BSF merupakan kebalikan dari BPF. Contoh, bila BSF memiliki FL =
1000 Hz dan FH = 2000 Hz, maka bila input memiliki frekuensi dalam
rentang atau Notch tersebut, gelombang akan dihilangkan. Sedangkan input
dengan frekuensi dibawah 1000 Hz atau diatas 2000 Hz akan diloloaskan sebagai
output.
Berikut
adalah gambar karakteristik respons filter frekuensi pasif ideal (diharapkan),
Dimana gelombang output muncul ketika input memenuhi syarat frekuensi cut-off
atau bandwidth nya, sedangkan output menjadi hilang saat input tidak
memenuhi frekuensinya syaratnya.
Karakteristik Respons Filter Frekuensi Ideal
Sedangkan
berikut adalah gambar karakteristik respons frekuensi pasif praktis (kenyataan),
dimana output tidak muncul atau hilang secara ideal pada satu nilai frekuensi tertentu,
melainkan ada nilai transisi yang menjadi keterbatasan respons kerja filter
(toleransi).
Karakteristik Respons Filter Frekuensi Praktis
Konsep
Komponen Pasif (RLC)
Komponen
elektronik pasif adalah resistor (R), inductor (L) dan capasitor (C), ketiganya
kerap disebut rangkaian RLC bila ketiganya digunakan bersamaan dalam satu
rangkaian.
1. Komponen resistor
Memiliki nilai hambatan (resistansi) yang tetap tanpa dipengaruhi oleh
frekuensi listriknya. Kapasitas resistor dinyatakan dengan besarnya nilai
resistansi dalam satuan ohm (Ω). Misalnya 25Ω, 100Ω, 2500Ω, dan lain-lain. Bila
berminat memahami resistor lebih jauh, kalian dapat membaca artikel kami yang
berjudul “Resistor (Rangkaian, Pembacaan dan Pengukuran)”.
2. Komponen inductor
Kapasitasnya dinyatakan dengan nilai induktansi dalam satuan Henry
(H), misalnya 5H, 20H, 75H, dan lain-lain. Induktor juga memiliki nilai
hambatan yang disebut reaktansi inductor, kerap disimbolkan dengan XL,
dalam satuan ohm. Namun berbeda dengan resistor, nilai hambatan inductor
dipengaruhi oleh frekuensi listriknya, dengan persamaan sebagai berikut:
XL = 2Л . F. L
XL = Reaktansi inductor (Ω)
Л = Bilangan phi (3.14)
F = Frekuensi (Hz)
L = Induktansi Induktor (H)
Dapat
kita lihat dari persamaan diatas, hambatan atau reaktansi inductor akan semakin
tinggi bila frekuensi listriknya semakin tinggi, begitu juga sebaliknya,
hambatannya akan mengecil bila frekuensi listrik kecil.
3. Komponen capasitor
Kapasitasnya dinyatakan dengan nilai kapasitansi dalam satuan Farad
(F), misalnya 5F, 20F, 75F, dan lain-lain. Juga karena biasanya nilainya kecil,
sering dinyatakan dalam satuan micro farad (μF), dimana 1 μF = 1x10-6
F. Capasitor juga memiliki nilai hambatan yang disebut reaktansi capasitor,
kerap disimbolkan dengan XC, dalam satuan ohm. Nilai hambatan Capasitor
juga dipengaruhi oleh frekuensi listriknya, dengan persamaan sebagai berikut:
XC = 1/ (2Л . F. C)
XC = Reaktansi Capasitor (Ω)
Л = Bilangan phi (3.14)
F = Frekuensi (Hz)
C = Capasitansi Capasitor (F atau Farad)
Dapat
kita lihat dari persamaan diatas, hambatan atau reaktansi capasitor akan
semakin tinggi bila frekuensi listriknya semakin rendah, begitu juga
sebaliknya, hambatannya akan mengecil bila frekuensi listrik besar.
Rangkaian
Low Pass Filter (LPF)
LPF
digunakan untuk melewatkan frekuensi rendah atau dibawah nilai FC
(frekuensi cut-off) dan menghilangkan frekuensi tinggi atau diatas nilai
FC). Contoh aplikasi filter ini adalah pada speaker untuk output
frekuensi rendah atau woofer.
Terdapat
2 rangkaian dasar LPF, yaitu menggunakan rangkaian RC (resistor-capasitor) dan
menggunakan rangkaian LR (inductor-Resistor). berikut adalah LPF dengan
rangkaian RC.
Low Pass Filter Menggunakan Rangkaian RC
Pada rangkaian RC diatas, tegangan output adalah tegangan pada capasitor. Resistor memiliki hambatan tetap sedangkan capasitor memiliki hambatan berubah terhadap frekuensi, yaitu XC = 1/ (2Л . F. C). Pada saat frekuensi F rendah sekali, misal F=0, maka hamabatan capasitor menjadi tak berhingga, sehingga tegangan akan jatuh di output, dengan kondisi ideal Vout = Vin (tegangan dilewatkan karena frekuensi rendah). Sebaliknya, pada saat F= tak berhingga, hambatan capasitor akan menjadi 0, sehingga tegangan jatuh semua pada resistor, dan Vout = 0 (tegangan dihilangkan karena frekuensi tinggi).
Untuk
menemukan nilai frekuensi cut-off (FC) dari rangkaian tersebut, maka
prinsipnya FC terjadi saat XC = R. jadi, untuk mendesain
LPF dengan FC tertentu, dapat ditentukan nilai resistor dan nilai
capasitor agar memenuhi persamaan berikut:
XC = R
1/ (2Л . FC. C) = R
FC = 1/ (2Л . R. C)
Kemudian
berikut adalah gambar LPF menggunakan rangkaian LR, dimana saat frekuensi
rendah, tegangan output akan jatuh pada resistor sehingga Vout
= Vin (tegangan dilewatkan karena frekuensi rendah), dan ketika
frekuensi tinggi, tegangan akan jatuh pada inductor sehingga Vout =
0 (tegangan dihilangkan karena frekuensi tinggi).
Low Pass Filter Menggunakan Rangkaian LR
Untuk
menemukan nilai frekuensi cut-off (FC) dari rangkaian tersebut, maka
prinsipnya FC terjadi saat XL = R.
XL = R
2Л.FC.L = R
FC = R / (2Л . L)
Rangkaian
High Pass Filter (HPF)
HPF
merupakan kebalikan dari LPF. Aplikasi filter ini pada speaker yaitu untuk
digunakan sebagai output dari frekuensi tinggi atau tweeter. HPF memiliki
rangkaian yang mirip LPF, yaitu dapat menggunakan rangkaian RC atau rangkaian
LR. Bedanya, pada HPF menggunakan rangkain RC, output yang digunakan adalah
pada sisi resistor (sedangkan LPF outputnya pada sisi capasitor). Kemudian pada
HPF menggunakan rangkaian LR, output yang digunakan adalah pada sisi inductor (sedangkan
LPF outputnya pada sisi resistor).
Oleh
karena rangkaiannya sama dengan LPF, hanya berbeda penggunaan titik output,
maka HPF memiliki fungsi kebalikan dari LPF, yaitu melewatkan frekuensi tinggi
dan menghilangkan frekuensi rendah. Berikut adalah rangkaian dasar HPF
menggunakan rangkaian RC dan rangkaian LR.
High Pass Filter Menggunakan Rangkaian RC dan RL
Perhitungan
frekuensi cut-off atau FC pada rangkaian HPF sama saja dengan
rangkaian LPF. Pada HPF menggunakan rangkaian RC, berlaku FC = 1/ (2Л . R. C), dan
HPF menggunakan rangkain LR, berlaku FC = R / (2Л . L).
perbedaanya, pada HPF, FC adalah frekuensi minimum atau batas bawah
untuk menghilangkan output, sedangkan pada LPF merupakan frekuensi maksimum
atau batas atas untuk menghilangkan output.
Rangkaian
Band Pass Filter (BPF)
Aplikasi
dari filter ini adalah pada radio yaitu untuk menerima frekuensi dalam rentang
tertentu. Rangkaian BPF dapat dibentuk dengan Menyusun LPF dan HPF secara seri.
Susunannya dapat LPF lebih dulu kemudian HPF, atau sebaliknya HPF dulu kemudian
LPF. Kedua susunan urutan tersebut akan mempengaruhi syarat frekuensi cut-off
masing masing dari LPF dan HPF. Contoh berikut adalah BPF dengan susunan LPF
ditambah HPF secara seri.
Band Pass Filter Menggunakan LPF + HPF Seri
Pada
rangkaian diatas, FC milik rangkaian LPF harus memiliki nilai lebih
tinggi dari FC milik rangkaian HPF didepannya, sehingga akan
menghasilkan karakteristik BPF dengan FC HPF akan menjadi nilai FL
dan FC LPF akan menjadi nilai FH (Perhatikan kurva BPF
pada pembahasan diatas).
Kemudian
berikut adalah contoh BPF dengan susunan HPF terlebih dulu, kemudian ditambah
LPF secara seri. Pada rangkaian dibawah, FC milik rangkaian HPF
harus memiliki nilai lebih tinggi dari FC milik rangkaian LPF didepannya,
sehingga akan menghasilkan karakteristik BPF dengan FC LPF akan
menjadi nilai FL dan FC HPF akan menjadi nilai FH.
Band Pass Filter Menggunakan HPF + LPF Seri
Selain
kedua contoh sebelumnya, BPF dapat juga dibentuk dengan rangkaian RLC baik
secara seri maupun secara parallel seperti gambar dibawah ini. Namun pada
rangkaian ini nilai FC didapatkan dengan syarat XC = XL.
Band Pass Filter Menggunakan RLC seri dan Parallel |
Rangkaian
Band Stop Filter (BSF)
Rangkaian
BSF dapat dibentuk dengan Menyusun LPF dan HPF secara parallel, sehingga akan
menghasilkan karakteristik kebalikan dari BPF yang menyususn LPF dan HPF secara
seri. Aplikasi BSF adalah untuk menghilangkan rentang frekuensi tertentu,
seperti untuk menghilangkan noise (rentang frekuensi yang mengganggu sinyal). Nama
lain dari BSF antara lain adalah Band Rejection Filter, Band
Elimination Filter atau Notch Filter.
Selain
menggunakan metoda tersebut, BSF dapat juga dibentuk dengan rangkaian Twin-T
Band Stop Filter seperti gambar dibawah ini. Sedangkan Fnotch
dapat ditentukan sesuai persamaan dalam gambar, yaitu frekuensi yang di tolak
atau dihilangkan pada output.
Rangkaian Twin-T Band Stop Filter
Kemudian
BSF juga dapat dibentuk dengan rangkaian RLC dengan memanfaatkan resonansi XC
= XL. berikut adalah gambar rangkaian BSF menggunakan rangkaian RLC
baik secara seri maupun parallel.
Band Stop Filter Menggunakan RLC seri dan Parallel
Demikian
pembahasan kami mengenai filter frekuensi pasif. Perlu di catat bahwa contoh-contoh
rangkaian dalam artikel ini merupakan rangkaian konsep dasar, sehingga dalam
aplikasi aktualnya terdapat faktor-faktor desain lain yang akan membutuhkan
tambahan komponen atau sedikit perubahan rangkaian.
Penulis
: ER
0 Response to "Filter Frekuensi Pasif"
Post a Comment