Listrik Single Phase Dan Three Phase
Single phase vs Three Phase System |
Sistem kelistrikan sebenarnya memiliki banyak varian jumlah fasa. Mulai dari single phase, two phase, three phase, hingga lebih dari itu (multi phase). Namun, standard yang paling banyak digunakan adalah sistem suplai daya listrik single phase (satu fasa) dan three phase (tiga fasa).
Pada
artikel ini, kami akan membahas tentang sistem listrik satu fasa dan sistem
listrik 3 fasa, disertai contoh rangkaian, perhitungan, serta perbandingan dari
kedua sistem tersebut.
Listrik
Single Phase (1 Fasa)
Listrik
single phase atau listrik satu fasa terdiri dari line dan neutral.
Nilai tegangan suplai merupakan beda potensial antara line dan neutral,
dan umum disebut tegangan line to neutral (VLN). Sistem
suplai daya listrik 1 fasa ada yang menggunakan dua kawat (line dan neutral)
dan ada yang menggunakan tiga kawat (line, neutral, dan ground
atau PE). Perhatikan contoh sistem 1 phase 2 kawat berikut ini:
Contoh rangkaian suplai 1 phase, 1 beban
Pada
contoh gambar diatas, sistem suplai daya listrik 1 fasa, dengan level tegangan
suplai 220Vac (dalam sistem 1 fasa, praktis ini berarti nilai tegangan line
to neutral), menyuplai sebuah beban (load). Pada kondisi ini beban menerima
suplai tegangan line to neutral sebesar VLN = 220V, sehingga
mengalir arus listrik dalam rangkaian tersebut sebesar IL (arus line).
Bila besar beban adalah Pload = 1000 watt, dengan power factor
PF = 0.85, maka berlaku perhitungan sebagai berikut:
Pload = VLN x IL x PF
IL = Pload / (VLN x
PF)
IL = 1000 Watt / (220Vac x 0.85)
IL = 5.35A
Bila
sistem 1 fasa dibebani 3 buah beban dengan besar yang sama secara parallel,
maka sistem mendapatkan beban (load) 3 kali lebih besar. Perhatikan contoh
gambar dibawah ini, anggap load 1, load 2 dan load 3 adalah beban dengan
kapasitas 1000 Watt masing-masing dan memiliki PF = 0.85.
Contoh rangkaian suplai 1 phase, 3 beban parallel
Pada
rangkaian contoh diatas, berlaku perhitungan sebagai berikut:
Pload = VLN x IL x PF
IL = Pload / (VLN x
PF)
IL = 3000 Watt / (220Vac x 0.85)
IL = 16A
Pada
sistem suplai 1 fasa, bila beban naik menjadi 3 kali lipat, maka arus listrik
yang mengalir dari sisi suplai juga akan naik menjadi 3 kali lipat.
Listrik
Three Phase (3 Fasa)
Listrik
three phase atau listrik tiga fasa terdiri dari line 1, line 2, line
3 dan neutral. Di Indonesia, line 1 kerap juga disebut fasa
R, line 2 disebut fasa S, line 3 disebut fasa T. kemudian di negara
lain ada yang menyebutnya T1, T2, dan T3. Ada juga penyebutan menggunakan U, V,
W, dan lain-lain, semuanya bermakna sama dan mengacu pada sistem listrik 3 jenis
fasa.
Dalam
sistem 3 fasa, dikenal 2 jenis tegangan, yaitu tegangan line to line (VLL),
dan tegangan line to neutral (VLN). VLL adalah
beda potensial antar fasa, yaitu dapat berupa beda potensial fasa R dengan fasa
S (VRS), fasa S dengan fasa T (VST), dan fasa R dengan
fasa T (VRT). Ketiga jenis tegangan line to line tersebut
akan memiliki nilai tegangan yang sama, namun ketiganya memiliki sudut fasa
berbeda sebesar 120 derajat. Jadi, sebagai acuan, bila VRS = 380V
< 0 derajat, maka VST = 380V < 120 derajat dan VRT
= 380V < 240 derajat.
Sedangkan
tegangan line to neutral (VLN) adalah beda potensial antara
fasa dengan neutral, yaitu dapat berupa beda potensial fasa R dengan fasa
neutral (VRN), fasa S dengan neutral (VSN) dan fasa T
dengan neutral (VTN). Dalam sistem 3 fasa, berlaku nilai tegangan
sebagai berikut:
VLL = √3 x VLN
VLL = 1.732 x VLN
Jadi,
bila nilai tegangan line to line adalah VLL = 380V, maka
tegangan line to neutral nya adalah:
VLN = VLL /1.732
VLN = 380/1.732
VLN = 220V
Itulah
kenapa di Indonesia, dikenal istilah sistem tegangan 220/380V, yang artinya
nilai tegangan fasa ke netralnya adalah 220V, dan nilai tegangan antar fasanya
adalah 380V. dinegara lain ada yang menggunakan standard sistem tegangan lain,
seperti 120/200V dan 380/650V. Semua penamaan sistem tegangan tersebut mengacu
pada nilai tegangan fasa ke netral dan tegangan antar fasa.
Sistem
suplai daya listrik 3 fasa ada yang menggunakan tiga kawat (line 1, line 2
dan line 3) dan ada yang menggunakan 4 kawat (line 1, line 2, line 3
dan neutral), serta ada juga sistem 5 kawat (line 1, line 2, line 3,
neutral dan PE). Selain itu, ada 2 jenis sistem wiring dalam sistem suplai
daya listrik 3 phase, yaitu sistem wiring star (bintang atau Y) dan
sistem wiring delta (segitiga).
Berikut
contoh sistem 3 phase, wiring star/bintang/Y, dan sistem 4 kawat:
Contoh rangkaian suplai 3 phase, wiring star
Misalkan
load 1, load 2, dan load 3 semuanya sama, yaitu 1000 watt dengan PF =
0.85, maka pada sistem wiring star, setiap beban mendapatkan suplai tegangan VLN
= 220V. pada rangkaian gambar diatas, berlaku persamaan daya sebagai berikut:
Pload = 1.732 x VLL x IL x
PF
IL = Pload / (1.732 x VLL
x PF)
IL = 3000 Watt / (1.732 x 380Vac x 0.85)
IL = 5.36A
5.36
A adalah arus yang mengalir dari sisi suplai menuju beban. Dari gambar
rangkaian star, berlaku perhitungan sebagai berikut:
1. Arus
yang mengalir pada setiap beban masing-masing adalah:
Iload
= IL = 5.36A
2. Tegangan
yang dirasakan oleh setiap beban masing-masing adalah
Vload
= VLN = VLL/√3 = 220V
Kemudian
berikut contoh sistem 3 phase, wiring delta/segitiga, dan sistem 3 kawat:
Contoh rangkaian suplai 3 phase, wiring delta
Misalkan
load 1, load 2, dan load 3 semuanya sama, yaitu 1000 watt dengan PF =
0.85, maka pada sistem wiring delta, setiap beban mendapatkan suplai tegangan VLL
= 380V. pada rangkaian gambar diatas, berlaku persamaan daya sebagai berikut:
Pload = 1.732 x VLL x IL x
PF
IL = Pload / (1.732 x VLL
x PF)
IL = 3000 Watt / (1.732 x 380Vac x 0.85)
IL = 5.36A
5.36
A adalah arus yang mengalir dari sisi suplai menuju beban. Dari gambar
rangkaian delta, berlaku perhitungan sebagai berikut:
1. Arus
yang mengalir pada setiap beban masing-masing adalah
Iload
= IL/√3 = 5.36/√3 = 3A
2. Tegangan
yang dirasakan oleh setiap beban masing-masing adalah
Vload
= VLL = 380V
Perbandingan
Sistem 1 Fasa Dan 3 Fasa
Dari
contoh-contoh yang telah kita bahas, kita dapat menyimpulkan beberapa point
penting sebagai berikut:
1. Sistem
suplai daya listrik 1 phase dengan beban 3000 watt, dengan tegangan beban 220V,
beban menyedot arus suplai listrik sebesar 16A.
2. Sistem
suplai daya listrik 3 phase dengan beban 3000 watt, dengan wiring start (tegangan
beban 220V), beban menyedot arus suplai listrik sebesar 5.36A. nilai ini 1/3
dari sistem 1 phase. Arus pada beban sebesar 5.36A, tegangan beban 220V.
3. Sistem
suplai daya listrik 3 phase dengan beban 3000 watt, dengan wiring delta (tegangan
beban 380V), beban menyedot arus suplai listrik sebesar 5.36A. nilai ini 1/3
dari sistem 1 phase. Arus pada beban sebesar 3A, tegangan beban 380V.
4. Jadi
keuntungan sistem 3 phase adalah dengan kapasitas beban yang sama, arus suplai
yang mengalir menjadi 1/3 kali dari sistem 1 phase. Hal ini sangat
menguntungkan pada penggunaan ukuran konduktor atau kabel, penggunaan komponen
kontrol dan proteksi, sehingga sistem 3 fasa akan lebih ekonomis dibandingkan
sistem 1 fasa.
5. Sedangkan
penggunaan wiring star atau delta pada sistem 3 fasa, ditentukan oleh tagangan
nominal beban. Bila beban memerlukan tegangan suplai 220V, maka wiring harus
menggunakan star, sedangkan bila beban memerlukan tegangan suplai 380V, maka
wiring harus menggunakan delta.
Keseimbangan
Beban Sistem 3 Phase
Pada
contoh yang telah kita bahas, load 1, load 2 dan load 3, memiliki
nilai seimbang, artinya kapasitas dayanya sama dan power factornya sama.
Pada kasus beban seimbang tersebut, berlaku:
1. Arus
setiap line memiliki besar yang sama, dengan perbedaan sudut fasa 120 derajat
IL1
= IL2 = IL3
2. Arus
pada neutral memiliki nilai nol
IN
= 0
3. Besar
tegangan antar fasa akan bernilai sama, dengan perbedaan sudut fasa 120 derajat
VRS
= VST = VRT
4. Besar
tegangan setiap fasa ke netral bernilai sama, dengan perbedaan sudut fasa 120
derajat
VRN
= VSN = VTN
Namun
ketika beban tidak seimbang, maka akan menyebabkan perbedaan nilai arus pada
tiap line, dan di netral akan mengalir juga arus listrik. dan jika ketidak
seimbangan beban cukup besar, akan menyebabkan nilai tegangan suplai drop dan
berbeda beda tegangan antar fasa dan tiap fasa ke neutralnya. Oleh karena itu,
pambegaian beban pada sistem 3 fasa sangat penting diperhatikan oleh setiap
perancang sistem kelistrikan.
Penulis
: ER
0 Response to "Listrik Single Phase Dan Three Phase"
Post a Comment