Sistem Reheater Pada AHU Untuk Mengontrol RH
Air handling unit with reheater system |
Air handling unit biasa disingkat sebagai AHU, merupakan suatu sistem air conditioner berkapasitas besar untuk mengatur suhu ruangan yang cukup besar. AHU memanfaatkan siklus refrigerasi untuk melakukan pertukaran panas, sehingga dapat menyerap panas dari dalam ruangan dan membuang panas tersebut keluar ruangan.
Pada artikel kami sebelumnya yang
berjudul “Air Handling Unit – Prinsip, Instalasi dan Konstruksi”, kami
menjelaskan tentang prinsip kerja AHU, instalasi dasar AHU dan juga konstruksi
dasar AHU. Namun, pada kebutuhan aplikasi tertentu, terkadang kita membutuhkan
kontrol bukan hanya untuk suhu ruangan, melainkan juga untuk relative
humidity (RH) ruangan. Biasanya, kebutuhan produksi tertentu dalam
aktivitas industri, terkadang memerlukan udara lingkungan yang kering, atau RH
rendah (kelembaban rendah). Kalau berdasarkan pengalaman penulis pribadi,
pernah menangani kebutuhan aktivitas produksi coating coklat, dan itu
memerlukan RH paling tinggi 45%. Untuk mencapai RH yang rendah tersebut, sulit
dicapai bila hanya mengandalkan sistem AHU biasa, dan sebagai solusinya, RH
rendah dapat dicapai dengan penambahan sistem reheater pada AHU tersebut untuk
menjaga RH ruangan.
Pada artikel kali ini kami akan
membahas mengenai sistem reheater pada air handling unit (AHU) untuk mengontrol
RH ruangan. Bila kalian berminat memahami topik ini lebih lanjut, kami
menyarankan agar anda membaca terlebih dahulu artikel kami sebelumnya tentang “Air Handling Unit – Prinsip, Instalasi dan Konstruksi”, karena kami tidak akan
menjelaskan secara detail mengenai AHU di sini, dan akan lebih fokus pada
penjelasan mengenai sistem reheater nya untuk menjaga RH ruangan.
Konsep
Relative Humidity
Relative humidity (RH) adalah tingkat kelembaban udara
relatif terhadap suhu ruangan. RH dinyatakan dalam rentang nilai 0 – 100%. Untuk
memudahkan pemahaman, bayangkan ada sebuah botol yang tertutup rapat dan
berisikan udara dengan kadar air (moisture) tertentu dan pada kondisi
nilai suhu tertentu. Pada kondisi tersebut, udara didalam botol dikatakan
memiliki suatu nilai RH tertentu. Sekarang, bila botol tersebut dipanaskan,
sehingga suhu udara dalam botol meningkat, kadar air udara dalam botol tidak
akan berubah karena botol tertutup rapat (moisture tetap), namun, pada
kondisi tersebut, nilai RH akan turun menjadi lebih rendah, karena RH merupakan
kadar air (kelembaban) relative terhadap nilai temperature.
Pada jumlah kadar air yang sama,
semakin tinggi suhu udara, maka semakin rendah nilai RH, dan semakin rendah
suhu udaranya, maka nilai RH akan semakin tinggi. Pada semua sistem air
conditioner, baik berupa ac maupun AHU, sistem pendinginan akan menyerap
kadar air melalui proses pengembunan pada koil evaporator, dan air kondensasi
tersebut akan terkumpul dan terbuang sebagai air drain pada ac. Hal ini
menyebabkan, pada sistem ac atau AHU, terjadi penurunan kadar air dalam udara.
Namun, dikarenakan terjadi juga penurunan suhu, maka seiring penurunan suhu
ruangan dan terjadinya penurunan kadar air, tidak berarti terjadi penurunan
nilai RH sebanding lurus dengan penyerapan kadar air oleh evaporator. Oleh
karena itu, bila udara dingin yang keluar dari evaporator suhunya dinaikkan
oleh sistem reheater, maka hal tersebut akan menurunkan nilai RH udara yang
keluar dari sistem AHU dan reheater.
Prinsip
Kerja AHU + Reheater
Untuk memudahkan penjelasan,
perhatikanlah gambar ilustrasi berikut ini.
Prinsip kerja air handling unit dengan reheater |
Prinsip kerja AHU sudah kami jelaskan
pada tulisan sebelumnya. Sekarang perhatikan proses dari nomor 3 menuju nomor
5. Refrigerant keluaran dari kompresor yang memiliki fase gas, tekanan tinggi
dan suhu tinggi, selain mengalir menuju nomor 4 sebagai proses pelepasan panas
(condenser), sebagian akan mengalir menuju nomor 5, dimana terdapat koil
condenser kedua dan terletak di dalam unit indoor, tepat di depan koil
evaporator. Akibatnya, koil condenser kedua ini menjadi panas, dan berfungsi
sebagai Pelepas panas dari freon dan mengubahnya dari fase gas, tekanan tinggi
dan suhu tinggi, menjadi fase cair, takanan tinggi dan suhu lebih rendah
(menengah). Kemudian refrigerant menuju nomor 4 dan masuk ke komponen expansion
valve, dan berubah menjadi fase gas, tekanan rendah dan suhu rendah, dan
berfungsi juga mendinginkan koil evaporator.
Jadi, dengan adanya sistem reheater,
koil evaporator dialiri freon fase gas, tekanan rendah dan suhu rendah, dari
dua jalur, yaitu dari nomor 3-4-1 dan juga dari nomor 3-5-4-1, sehingga koil
evaporator bersifat dingin dan menyerap panas dari dalam ruangan. Kemudian di
depan koil evaporator terdapat koil condenser kedua yang bersifat hangat,
sehingga udara yang sudah dingin, suhunya akan sedikit naik, menyebabkan
terjadinya penurunan nilai RH.
Instalasi
Dasar AHU + Reheater
Untuk memudahkan penjelasan,
perhatikanlah gambar ilustrasi berikut ini.
Instalasi air handling unit dengan reheater |
Untuk item part dalam instalasi
diatas, nomor 1 sampai nomor 8, sudah kami bahas pada tulisan sebelumnya. Disini
kami hanya akan menjelaskan part nomor 9. Part tersebut adalah sebuah selenoid valve/solenoid
valve, yaitu sebuah valve yang status open atau close nya
dikontrol oleh tegangan listrik (ada yang 220Vac, ada juga yang menggunakan
24Vdc, atau nilai lainnya sesuai desain produk).
Fungsi dari solenoid valve tersebut
adalah untuk mengontrol sistem kerja reheater. Sinyal suplai kontrol solenoid valve
ini akan dikendalikan oleh RH controller, dimana saat nilai RH terbaca lebih
tinggi dari pada nilai RH set point, maka controller akan mengirim sinyal untuk
membuka solenoid valve, dan mengakibatkan terjadi aliran freon menuju koil condenser
kedua, sehingga koil condenser kedua menjadi hangat. Pada kondisi ini, sistem
reheater aktif dan menyebabkan terjadinya penurunan nilai RH.
Sebaliknya, bila nilai RH terbaca sama
atau lebih rendah dari nilai RH set point, maka controller akan berhenti
mengirim sinyal listrik, sehingga kondisi solenoid valve akan menutup, dan
tidak terjadi aliran freon menuju koil condenser, sehingga sistem reheater akan
berhenti dan tidak terjadi pemanasan. Tentu saja dalam sistem controller,
terdapat nilai cut-on dan cut-off yang dapat kita set untuk
menjaga rentang nilai RH yang diinginkan.
Konstruksi
Dasar AHU + Reheater
Untuk memudahkan penjelasan,
perhatikanlah gambar ilustrasi berikut ini.
Konstruksi air handling unit dengan reheater |
Konstruksi dasar AHU dengan sistem
reheater akan hampir sama dengan AHU pada umumnya dan telah kami jelaskan pada
tulisan sebelumnya. Yang membedakan adalah pada item nomor 6 pada gambar di
atas, terdapat koil condenser yang terletak di dalam unit indoor AHU, dan
terletak di depan komponen koil evaporator, dimana fungsinya sudah kami
jelaskan pada bagian di atas.
Alternatif
Penggunaan Electric Heater
Penjelasan kami diatas mengenai sistem
reheater pada AHU adalah dengan prinsip memanfaatkan refrigerant pada fase cair,
tekanan tinggi dan suhu hangat. Dalam aplikasi lapangan, terdapat jenis
reheater yang lain, yaitu menggunakan electric heater. Pada sistem
reheater ini, tidak ada koil condenser di dalam unit indoor AHU, melainkan
digantikan dengan element electric heater (umumnya 220/380Vac).
Penggunaan electric heater akan
menyederhanakan sistem pipa refrigerant. Namun sebagai gantinya, ada penambahan
rangkaian kontrol untuk aktivasi electric heater. Prinsipnya sama,
ketika RH terbaca lebih tinggi dari RH setting, maka kontrol akan menyalakan
heater dan terjadi pemanasan, sebaliknya ketika RH terbaca sama atau lebih
rendah dari RH setting, kontrol akan mematikan heater. Namun perlu waspada, penggunaan
electric heater lebih rentan terhadap resiko kebakaran akibat overheat, oleh
karena itu, biasanya digunakan thermostat untuk mematikan kontrol electric
heater saat terjadi overheat, misalnya limit thermostat adalah 85 celcius.
Demikian penjelasan dari kami mengenai
sistem reheater pada AHU untuk mengontrol nilai RH. Sebagai tambahan informasi
saja, penulis sendiri punya pengalaman penggunaan sistem reheater, baik
menggunakan konsep koil condenser dalam unit indoor mapun menggunakan electric
heater. Keduanya cukup efektif dalam mengontrol nilai RH ruangan, namun
sayangnya, efektivitasnya hanya sampai nilai RH paling rendah sebesar 40%, dan
cukup susah untuk mencapai RH dibawah 40%. Selain itu, penulis pribadi lebih
menyukai penggunaan koil condenser di dalam unit indoor, dibandingkan
penggunaan electric heater, karena lebih aman dan tidak ada resiko kebakaran. Selain
itu, element electric heater rentan terhadap kerusakan, baik itu karena
overheat, maupun elementnya putus.
Untuk aplikasi kebutuhan RH dibawah
40%, kami menyarankan penggunaan teknologi dehumidifier. Mengenai teknologi
ini, mudah-mudahan kami berkesempatan membuat artikel pada postingan
selanjutnya. Untuk diskusi lebih lanjut, silahkan tinggalkan komentar kalian.
Penulis : ER
0 Response to "Sistem Reheater Pada AHU Untuk Mengontrol RH"
Post a Comment