Air Handling Unit – Prinsip, Instalasi dan Konstruksi
AHU - Air handling unit |
Air handling unit biasa disingkat sebagai AHU, merupakan suatu sistem air conditioner berkapasitas besar untuk mengatur suhu ruangan yang cukup besar. AHU memanfaatkan siklus refrigerasi untuk melakukan pertukaran panas, sehingga dapat menyerap panas dari dalam ruangan dan membuang panas tersebut keluar ruangan.
Untuk kebutuhan pendingin ruangan yang
kecil, seperti kebutuhan kamar rumah dan kantor, umumnya digunakan air
conditioner (ac), seperti ac split, ac cassete, ac window, ac standing,
hingga ac split duct (central) untuk aplikasi ruangan yang sedikit
besar. Namun, pada beberapa aplikasi ruangan yang sangat besar, seperti area
produksi pada pabrik atau industri, area gudang penyimpanan bahan baku, dan
sejenisnya, penggunaan ac akan menjadi kurang praktis dan optimal, dan umumnya
digantikan dengan penggunaan air handling unit (AHU).
Pada artikel kali ini kami akan
membahas secara sistematis mengenai prinsip kerja AHU, instalasi dasar AHU dan
juga konstruksi dasar AHU. Berikut penjelasan lengkapnya.
Prinsip
Kerja AHU
Untuk mempermudah memahami penjelasan
kami, perhatikanlah gambar ilustrasi berikut ini.
Prinsip kerja air handling unit (AHU)
AHU terdiri dari unit evaporator dan
unit condenser. Pada unit evaporator, komponen utamanya adalah koil evaporator,
expansion valve dan blower. Koil evaporator memiliki suhu rendah, sehingga
angin yang dihembuskan oleh blower ke dalam ruangan akan menjadi dingin. Pada unit
evaporator ini, terjadi penyerapan panas dari dalam ruangan oleh koil
evaporator.
Sebaliknya, pada unit condenser,
komponen utamanya adalah koil condenser, compressor dan kipas. Koil condenser memiliki
suhu tinggi, sehingga angin yang dihembuskan oleh kipas ke luar ruangan akan
menjadi panas. Pada unit condenser ini, terjadi pelepasan panas dari koil condenser
ke luar ruangan (atmosfer).
Konsepnya adalah bagaimana supaya koil
evaporator memiliki suhu rendah dan koil condenser memiliki suhu tinggi. Perhatikan
urutan siklus refrigerasi yang kami tandai dengan nomor 1, 2, 3 dan 4. Pada proses
dari nomor 1 menuju nomor 2, refrigerant berada dalam fase gas, tekanan rendah dan
suhu rendah, sehingga koil evaporator menjadi dingin. Pada proses dari nomor 2
menuju nomor 3, refrigerant dinaikkan tekanannya oleh unit compressor, sehingga
berubah dari fase gas, tekanan rendah dan suhu rendah, menjadi fase gas,
tekanan tinggi dan suhu tinggi. Hal ini menjadikan koil condenser menjadi
panas.
Kemudian pada siklus nomor 3 menuju
nomor 4, refrigerant yang panas diturunkan suhunya oleh kipas (aliran udara
bersuhu atmoster, sekitar 30C), sehingga refrigerant akan berubah dari fase
gas, tekanan tinggi dan suhu tinggi, menjadi fase cair, tekanan tinggi dan suhu
lebih rendah (menengah). Lalu siklus terakhir adalah dari nomor 4 menuju nomor
1, refrigerant melalui sebuah expansion valve sehingga refrigerant akan berubah
dari fase cair, tekanan tinggi, suhu menengah, menjadi fase gas, tekanan rendah
dan suhu rendah.
Instalasi
Dasar AHU
Pada praktiknya, sistem instalasi akan
memiliki banyak variasi, namun, secara mendasar, AHU akan memiliki sistem
instalasi seperti gambar ilustrasi berikut ini.
Instalasi dasar air handling unit (AHU)
Unit outdoor (condenser) merupakan
unit yang diletakkan diluar ruangan yang didinginkan, dan umumnya diletakkan
pada area dengan suhu atmosfer (25-30C). Sedangkan unit indoor (evaporator)
biasanya diletakkan di dekat ruangan atau bahkan di dalam ruangan yang di
dinginkan, dan tertutup rapat dari lingkungan luar.
Diantara unit indoor dan outdoor,
terdapat sistem pemipaan sebagai jalur sirkulasi refrigerant dalam menjalankan
prinsip kerjanya. Berikut keterangan untuk setiap nomor pada gambar di atas.
1. Stop valve
Berfungsi untuk menutup
dan membuka jalur, normalnya selalu dalam kondisi terbuka, diperlukan penutupan
saat dilakukan maintenance khusus.
2. Filter dryer
Berfungsi untuk
menyarik refrigerant dari kotoran dan kandungan air, sehingga refrigerant yang
disirkulasi dapat dipastikan bersih dan juga tidak mengandung kadar air.
3. Sight glass
Merupakan komponen sistem
pipa yang berfungsi untuk dapat melihat aliran di dalam jalur.
4. Pressure gauge
Merupakan alat ukur
tekanan, untuk mengetahui besar tekanan refrigerant.
5. Thermometer
Merupakan alat ukur
suhu, untuk mengetahui besar temperature refrigerant.
6. Nipple sisi tekanan rendah
Merupakan port untuk pengecekan tekanan di sisi tekanan rendah (suction), juga
digunakan untuk penambahan freon.
7. Nipple sisi tekanan tinggi
Merupakan port untuk pengecekan tekanan di sisi tekanan tinggi (discharge),
juga digunakan untuk pengisian freon saat pertama kali.
8. Accumulator, merupakan unit bawaan
unit condenser, berfungsi untuk memastikan refrigerant yang masuk pada compressor
berada dalam fase gas, karena jika freon dalam fase cair masuk compressor, hal
itu dapat merusak unit compressor.
Konstruksi
Dasar AHU
Pada praktiknya, sistem konstruksi AHU
akan memiliki banyak variasi, namun, secara mendasar, AHU akan memiliki sistem konstruksi
seperti gambar ilustrasi berikut ini.
Konstruksi dasar air handling unit (AHU)
1. Return ducting
Yaitu ducting yang
menjadi jalur sirkulasi udara dari dalam ruangan yang didinginkan menuju atau
masuk ke unit indoor AHU.
2. Supply fresh air
Bagian ini bersifat
opsional, umumnya digunakan jika memerlukan tekanan udara dalam ruangan
bernilai positif terhadap tekanan udara luar ruangan.
3. Prefilter
Berfungsi untuk menyaring
udara dari partikel kasar, seperti debu dan sejenisnya.
4. Medium filter
Berfungsi untuk
meyaring udara dari pertikel yang lebih halus, seperti asap, debu halus, dan
sejenisnya.
5. Koil evaporator
Merupakan koil
pendingin yang berfungsi menyerap panas dari dalam ruangan yang didinginkan.
6. Blower
Berfungsi untuk menyirkulasi
udara yang didinginkan dari ducting return dan supply fresh air, dan
menghembuskannya menuju ruangan yang didinginkan melalui ducting suplai.
7. Hepa filter
Komponen ini berfungsi
untuk menyaring udara dari bacteri, sehingga udara akan menjadi lebih bersih dan
steril.
8. Ducting supply
Merupakan ducting
yang digunakan untuk menyalurkan udara dingin menuju ruangan yang didinginkan.
Demikian pembahasan dari kami tentang
air handling unit – prinsip kerja, instalasi dasar dan konstruksi dasar. Sebagai informasi tambahan, umumnya blower AHU dikontrol menggunakan variable frequency drive (VFD), sehingga kecepatan putarnya dapat diatur dan dikontrol sesuai kebutuhan flowrate udara dingin yang diharapkan. Untuk diskusi
lebih dalam, silahkan tinggalkan komentar kalian.
Penulis : ER
0 Response to "Air Handling Unit – Prinsip, Instalasi dan Konstruksi"
Post a Comment