Jenis-Jenis Instrumentasi Proses Industri
Sensor/Instrumentasi Proses Industri |
Instrumentasi adalah peralatan yang digunakan untuk aktivitas pengukuran dan pengendalian (detector and controller) pada suatu sistem proses. Dalam sebuah pabrik atau industri, hampir semua mesin proses menggunakan berbagai jenis instrumentasi, baik itu mesin-mesin produksi, maupun mesin-mesin pendukung (utility). Beberapa contoh instrumentasi adalah thermostat untuk mendeteksi besaran temperature, level switch untuk mendeteksi level permukaan suatu zat dalam sebuah wadah atau tangki, proximity switch untuk mendeteksi keberadaan suatu benda pada jarak tertentu, dan masih banyak sekali contoh lainnya.
Pengetahuan
mengenai jenis-jenis instrumentasi proses industri sangat penting dipahami baik
oleh seorang proses engineer (atau industrial technologiest) maupun
mekatronik engineer, terutama bagi seseorang yang bekerja pada sebuah
perusahaan yang bergerak dibidang machine maker. Dalam bidang industri
atau pabrik, berdasarkan pengalaman penulis pribadi, umumnya hal-hal yang
berkenaan dengan instrumentasi ini, masuk dalam tanggung jawab departemen
elektrikal, baik pekerjaan instalasi, reparasi, maupun pemeliharaannya.
Pada
kesempatan ini, kami ingin membahas mengenai jenis-jenis instrumentasi yang
sering digunakan pada suatu proses dalam kegiatan industri. Tulisan ini akan
sangat cocok bagi anda yang sedang mempelajari pengetahuan dasar tentang proses
dan teknologi industri, karena kami akan memuat contoh-contoh relevan yang umum
digunakan dalam suatu proses industri. Berikut adalah jenis-jenis instrumentasi
proses industri yang akan kami sajikan secara mendasar.
1. Level Switch
Level
switch digunakan untuk mendeteksi level permukaan suatu zat dalam
sebuah tangki atau wadah. Level switch membutuhkan power suplai, setiap teknologi
akan berbeda nilainya, ada yang menggunakan tegangan 24Vdc, 220Vac, dan
lain-lain. Kemudian, ia akan memiliki port sinyal output (biasanya nilai sinyal
sama dengan power suplainya), dimana port tersebut akan mengirim sinyal output
apabila probe level switch tersentuh oleh zat yang menjadi media.
Level
switch memiliki beberapa jenis berdasarkan prinsip kerjanya. Ada yang
probe nya bergetar saat diberikan power suplai (vibrating level switch),
saat probe tersentuh zat atau produk, getaran akan teredam atau hilang
(frekuensi getar berubah). Perubahan kondisi tersebut akan dianggap sebagai
sentuhan produk, dan level switch akan otomatis mengirim sinyal output.
Jenis lainnya adalah probe nya berputar (rotary level switch), probe
akan berputar digerakkan oleh motor listrik, umumnya motor dc (dinamo), ketika
probe tersebut terendam produk, dinamo akan mengalami over-torque,
sehingga putaran akan berhenti dan port signal mengirim sinyal output. Jenis
lainnya adalah admittance level switch, probenya akan mendeteksi nilai
admitansi disekitarnya, dimana pada kondisi awal mendeteksi admitansi udara,
kemudian ketika suatu zat menyentuh probe tersebut, admitansi yang terbaca akan
berubah dan ia akan mengirim sinyal output.
Dalam
aplikasi proses industri, sinyal output tersebut biasanya digunakan untuk
kontrol suatu sistem. Contoh, level switch dapat digunakan untuk
mengontrol sistem pengisian sebuah tangki, saat level switch membaca
tangki dalam kondisi kosong, sistem pengisian akan berjalan (misalnya pompa),
dan ketika tangki terbaca oleh level switch dalam kondisi penuh, maka
sinyal output dari level switch digunakan untuk mematikan sistem
pengisian secara otomatis. Dan masih banyak fungsi lainnya, bisa disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing user.
2. Temperature Sensor
Temperatur
sensor berfungsi sebagai pendeteksi besaran temperature atau suhu. Beberapa
jenis temperature sensor adalah thermocouple, RTD, Thermostat, thermowell
dan temperature transmitter, yang memiliki prinsip kerja berbeda-beda.
Namun, secara proses kerja, semuanya memiliki kesamaan, mereka mengubah kondisi
panas yang dirasakan oleh probe nya, dan mengubahnya menjadi sinyal listrik
(0-10 Vdc atau 4-20 mA), dimana sinyal listrik ini analogis dengan sinyal
output pada level switch.
Sinyal
output dari temperature sensor umumnya akan dijadikan input pada sebuah unit temperature
controller. Temperature controller tersebut akan mengubah sinyal
listrik dari sensor, menjadi suatu angka dalam satuan derajat suhu (celcius,
reamur, kelvin, atau Fahrenheit). Selain berfungsi sebagai display suhu, temperature
controller dapat digunakan juga untuk mengontrol suatu proses. Contoh pada
proses pemanasan air atau zat lain, mula mula sistem akan menyalakan unit heater,
lalu saat suhu produk yang terbaca oleh temperature sensor mencapai nilai set
point yang di input melalui controller, maka controller akan
mengirim sinyal output untuk mematikan unit heater. Contoh lain pada
proses pendinginan (freezer, chiller, AHU, air conditioner), prinsipnya
mirip dengan proses pemanasan, namun pada proses pendinginan, biasanya temperature
controller digunakan untuk mengontrol compressor (pada refrigeration
system), atau mengontrol sebuah control valve air dingin pada sistem
heat exchanger.
3. Load Cell
Load
cell adalah instrumentasi yang digunakan untuk mendeteksi atau
mengontrol berat (massa) suatu benda. Load
cell dapat mengubah beban mekanis yang dirasakan oleh komponen pegas
(tagangan pegas), menjadi sinyal listrik. Tegangan pegas yang dirasakan load
cell akan linear sebanding dengan berat benda yang di bebankan kepadanya,
sehingga nilai sinyal listrik juga akan linear terhadap berat benda. Sama
halnya dengan temperature sensor, load cell juga memiliki suatu
unit controller, yang dapat mengubah sinyal output load cell
menjadi angka dalam satuan massa (kg atau ton).
Load
cell kapasitas kecil digunakan dalam timbangan digital. Dalam
praktik industri, kerap digunakan load cell dengan kapasitas jauh lebih
besar. Contohnya digunakan untuk mengetahui massa produk dalam suatu wadah atau
tangki. Bila suatu tangki memiliki 3
buah kaki untuk berdiri, maka dibutuhkan 3 unit load cell sebagai
tumpuan kaki tangki terhadap lantai. Pada unit controller, kondisi saat
tangki kosong dapat dikalibrasi untuk terdisplai nilai 0 kg, sehingga saat
tangki diisi suatu produk, maka display massa pada controller adalah
berat produk dalam tangki. Selain mendisplai massa, sama halnya dengan sistem temperature
controller, load cell juga dapat digunakan untuk mengontrol suatu
proses industri, misalnya untuk proses penimbangan dan pencampuran recipe,
dimana sinyal output hasil pengolahan controller dapat digunakan untuk
mengontrol jalannya unit-unit lain, seperti pompa feeding, conveyor,
mixer atau agitator, dan lain-lain, sesuai kebutuhan penggunaan.
4. Proximity Switch
Proximiti
switch adalah instrumentasi untuk mendeteksi keberadaan suatu
benda pada jarak tertentu. Sensitifitas sensor ini dapat di atur untuk jarak
tertentu, lebih jauh atau lebih dekat. Sama halnya dengan level switch,
saat sensor mendeteksi keberadaan benda, ia dapat mengirim sinyal output untuk
mengontrol sesuatu. Contoh yang banyak ditemui adalah pada mesin hand dryer,
saat kita letakkan tangan didekat sensor, sensor akan mengirim sinyal untuk
menyalakan blower dan heater, sehingga angin hangat meniup dan
mengeringkan tangan kita yang basah.
Pada
aplikasi industri, proximity switch banyak digunakan dalam berbagai
mesin produksi. Misalnya pada mesin pencetak coklat, ketika cetakan berada pada
posisi tertentu yang dikontrol oleh unit proximity switch, sensor akan mendeteksi
keberadaan cetakan, dan sensor akan mengirim sinyal ke sistem pengisi cetakan,
sehingga cetakan terisi oleh coklat. Contoh lain adalah pada proses packaging
suatu produk makanan, dimana saat sensor mendeteksi keberadaan produk, sistem
packaging akan bekerja untuk mengemas produk tersebut. Dan sangat banyak contoh
lainnya.
Proximity
switch memiliki beberapa jenis berdasarkan prinsip kerjanya. Ada
jenis yang menggunakan beam (laser), dimana ia akan mendeteksi pantulan
laser ketika laser menabrak suatu benda, perbedaan sudut pantul dan sudut
pancar dapat menentukan jarak sensor dengan benda. Jenis lainnya adalah
menggunakan gelombang acoustic (suara berfrekuensi tinggi), dimana
sensor memanfaatkan kecepatan suara pantulan Kembali ke sensor, dan menghitung
jarak sensor dengan benda. Jenis lainnya adalah capasitive proximity switch,
dimana sensor akan memancarkan medan listrik disekelilingnya, dan bila ada
benda yang mendekat, medan listrik akan terganggu sehingga sensor dapat
mendeteksi keberadaan benda. Jenis terakhir adalah inductive proximity
switch, yang mana sama halnya dengan capasitive, namun jenis ini
menggunakan medan magnet. Oleh karena menggunakan magnet, sensor ini hanya bisa
mendeteksi benda-benda metal (besi, baja, tembaga, dan lain-lain), dan tidak
bisa mendeteksi material isolator (plastik, keramik, kayu, dan lain-lain).
5. Limit Switch
Limit
switch menggunakan kontak fisik untuk memutus atau menghubungkan
rangkaian listrik. Umumnya digunakan untuk membatasi posisi suatu benda atau
mengetahui posisi suatu benda apakah sedang ada di bawah, di atas, di samping,
atau lainnya. Limit switch banyak digunakan pada sistem radar pelampung
toren air bersih pada rumah tangga maupun pabrik, dimana saat pelampung turun
pada posisi tertentu, switch akan menyambungkan suplai listrik ke pompa,
sehingga toren terisi air, dan saat pelampung naik pada ketinggian tertentu, switch
akan terputus sehingga pompa air berhenti menyuplai air ke dalam toren. Limit
switch juga sering digunakan pada pintu-pintu panel listrik, dimana saat
pintu tertutup, switch akan memutus suplai listrik ke lampu penerangan
panel, dan saat pintu panel listrik dibuka, switch akan menyambungkan
suplai listrik ke lampu sehingga lampu menyala menerangi bagian dalam panel
listrik tersebut.
Pada
aplikasi mesin industri, limit switch kerap digunakan untuk membatasi
pergeseran posisi suatu komponen mesin. Misalnya pada suatu mesin yang perlu berputar
setengah lingkaran sebesar 180 derajat dalam satu siklus, dan perlu berubah
arah putar pada siklus berikutnya. Mula-mula motor listrik akan memutar
komponen dari titik 0 derajat, dan limit switch di letakkan pada titik
180 derajat. Saat komponen yang diputar mencapai limit switch, switch
akan memutus suplai listrik sehingga motor berhenti, lalu sistem akan mengubah
arah putar motor kearah sebaliknya. Untuk mendapatkan gerak bolak-balik per
siklus 180 derajat, maka dibutuhkan 2 unit limit switch yang diletakkan
pada titik 0 derajat dan 180 derajat.
6. Pressure Switch
Umumnya
pressure switch digunakan untuk mengontrol tekanan suatu zat fluida.
Dalam pressure switch, terdapat set point limit atas tekanan dan set
point batas bawah tekanan. Selain itu, ia mempunyai kontak relay NO (normally
open) dan NC (normally closed). Bila kita menggunakan relay NO,
maka, saat pressure switch mendeteksi
tekanan limit atas, kontak akan berubah dari awalnya open, menjadi close.
Kemudian kontak akan tetap close hingga tekanan yang terbaca turun
mencapai set point limit bawah tekanan, maka switch akan open
Kembali. Akan berlaku sebaliknya bila kontak yang kita gunakan adalah NC.
Kontak
relay tersebut digunakan untuk kontrol sinyal dalam suatu proses. Contoh
penggunaan pressure switch adalah pada sistem pompa hydrant, switch
digunakan untuk on-off pompa secara otomatis berdasarkan nilai target tekanan air
pada sistem hydrant, dengan tujuan untuk menjaga tekanan hydrant pada nilai
yang relative konstan.
Contoh
penggunaan lainnya adalah untuk proteksi dalam sistem feeding mesin
produksi. Misal suatu mesin pengolah minuman, memiliki batas tekanan 4 bar,
sedangkan sistem feeding mesin menggunakan pompa, maka pressure
switch dapat digunakan pada rangkaian kontrol pompa untuk safety fitur,
apabila tiba tiba tekanan suplai ke mesin naik mencapai 4 bar atau lebih, switch
akan memutus suplai listrik ke pompa feeding. Dan masih banyak aplikasi
lainnya.
7. Pressure Transmitter
Pressure
transmitter memiliki probe berupa membrane, yang dapat mendeteksi
tekanan, dan mengubah tekanan yang di rasakan menjadi sinyal listrik (umumnya
4-20 mA), kemudian sinyal listrik tersebut ditransmisikan ke sebuah controller.
Sinyal output dari pressure transmitter umumnya akan diolah oleh PLC (programable
logic control) untuk mendefinisikan sinyal 4 mA sebagai nilai batas bawah
tekanan (dalam Bar, Pascal, Atm, PSI) dan mendefinisikan 20 mA sebagai batas
atas nilai tekanan. Perubahan sinyal output akan dikonversi oleh PLC atau controller menjadi angka dalam satuan tekanan yang
linear dalam rentang batas bawah dan batas atas tersebut. Kemudian umumnya
digunakan juga HMI (human machine interface) sebagai panel displai dan
operasi dari PLC. Pressure transmitter dapat melakukan semua fungsi dari
pressure switch, akan tetapi lebih adjustable dan fleksibel untuk
dikembangkan penggunaannya pada berbagai
macam aplikasi dengan sistem controller yang lebih kompleks dan
terintegrasi.
8. Flow Meter
Flow
meter memiliki prinsip yang sama dengan pressure transmitter,
hanya saja ia mendeteksi debit atau flowrate aliran suatu fluida (air
atau produk lain). Umumnya sinyal output dari flow meter menggunakan
sistem 4-20 mA juga. Pada aplikasi industri, instrument ini sering dipasang
secara inline pada sistem pemipaan transfer produk (contohnya coklat,
minuman, gas, air), untuk mengetahui debit aliran dalam satuan liter per menit,
meter kubik per jam, dan lain-lain. Selain itu, dapat juga digunakan untuk
mengontrol recipe pencampuran bahan baku yang berbasis volume, yaitu
untuk mengontrol sistem feeding untuk mendapatkan volume akurat sesuai
set point yang diharapkan. Hal ini analogis dengan penggunaan load cell untuk
kontrol produk berbasis massa/berat.
9. Flow Switch
Flow
switch memiliki fungsi jauh lebih sederhana dibandingkan dengan flow
meter. Umumnya flow switch hanya digunakan untuk mendeteksi kondisi
ada atau tidak ada aliran fluida pada suatu sistem proses. Secara proses kerja,
instrument ini mirip dengan pressure switch yang mendeteksi tekanan dan
mengubah status kontak relay. Saat flow
switch mendeteksi adanya aliran, ia akan mengubah status kontak relay dari open
menjadi close, atau sebaliknya dari close menjadi open
(tergantung kontaknya NO atau NC). Instrument ini sering digunakan pada mesin water
chiller (pendingin air), dimana syarat sistem refrigerant bekerja adalah
harus ada aliran air di dalamnya, untuk mencegah terjadinya pembekuan dalam chamber
heat exchanger. Mesin lain dengan kebutuhan sarat aktivasi dengan
keberadaan aliran fluida, umumnya pasti memanfaatkan flow switch dalam
rangkaian kontrolnya (dalam sistem kontrol yang lebih kompleks dan
terintegrasi, digunakan flow meter).
Demikian
ulasan yang dapat kami berikan mengenai jenis-jenis instrumentasi proses
industri, tentu masih banyak sensor atau instrument lain yang belum kami bahas,
karena akan menjadi pembahasan yang cukup banyak dan panjang. Misalnya adalah
actuator valve, metal detector, speedometer, tachometer, endcoder, dan
lain-lain. Kita bisa berdiskusi lebih lanjut mengenai topik ini pada kolom
komentar.
Penulis
: ER
0 Response to "Jenis-Jenis Instrumentasi Proses Industri"
Post a Comment