Konversi Energi Gerak Sapi Menjadi Listrik
Konversi Gerak Sapi Menjadi Listrik |
Beberapa jenis hewan memiliki kelebihan berupa tenaga atau daya yang lebih besar dibanding tenaga manusia. Kelebihan tersebut sejak dahulu kerap dimanfaatkan oleh manusia sebagai penggerak pesawat sederhana untuk membantu berbagai macam pekerjaan, seperti kuda digunakan untuk menarik delman, sapi untuk menarik pedati, kerbau untuk membajak sawah dan memeras tebu, dan banyak contoh lainnya. Dalam terminasi internasional, tenaga gerak hewan tersebut umumnya disebut dengan istilah draft animal power.
Di
era terdahulu, daya gerak hewan dimanfaatkan sebagai sumber energi penggerak mekanik.
Artinya, tidak terjadi perubahan bentuk energi. Namun di era sekarang,
kebutuhan energi kita mulai didominasi oleh satu bentuk energi lain, yaitu
energi listrik. Oleh karena itu, dalam tulisan kali ini, kami ingin membahas
tentang pemanfaatan tenaga gerak hewan (energi mekanik) sebagai sumber energi
listrik. Adapun untuk pembahasan yang lebih spesifik, hewan yang akan kami
bahas adalah sapi (draft oxen power). Beberapa poin utama yang akan
dibahas secara sistematis adalah potensi energi gerak sapi, kelebihan dan
kekurangannya, teknik konversinya, dan efisiensi sistem konversinya.
Potensi Energi Gerak Sapi Sebagai Sumber
Energi Listrik
Sebelum
kita membahas mengenai konversi energi gerak sapi menjadi listrik, mari kita
Analisa terlebih dahulu seberapa besar potensi daya gerak sapi. Berdasarkan
penelitian, besarnya daya sapi dipengaruhi oleh berat badan dan kecepatan
geraknya. Semakin gemuk ukuran sapi, semakin besar daya atau tenaganya, juga
semakin cepat gerakannya, semakin besar dayanya. Berikut data mengenai besar
daya sapi rata-rata terangkum dalam table dibawah ini.
Tabel daya rata-rata sapi berdasarkan berat badan dan kecepatan gerak
Dari
tabel tersebut, bila kita perhitungkan seekor sapi dengan ukuran sedang hingga
besar (berat badan 450 - 900 kg), dan kecepatan gerak berkisar antara 0,7 – 1,1
m/s, maka kita akan mendapatkan sumber daya dengan kuantitas berkisar antara
448 – 970 Watt. Kita akan ambil nilai rata-rata sumber daya nya, yaitu sebesar
709 Watt, nilai ini akan kita gunakan sebagai referensi nilai perhitungan dalam
pembahasan berikutnya.
Kemudian,
penelitian lain menyatakan bahwa rata-rata seekor sapi dapat melakukan kerja
selama 6 jam/hari. Sebagaimana kalian tahu, energi adalah besarnya kerja (daya)
dikalikan dengan waktu. Jadi, dengan daya 709 W, dan kemampuan kerja selama 6
jam/hari, maka seekor sapi rata-rata dapat menghasilkan energi sebesar 4.254
W/hari atau bisa kita sederhanakan menjadi 4,3 kWh/hari. Dengan sumber energi
sebesar 4,3 kWh/hari, maka akan dapat mencukupi kebutuhan sehari hari sebuah
rumah, yaitu berupa kebutuhan penerangan dan elektronika berdaya rendah.
Kelebihan Dan Kekurangan Energi Gerak
Sapi
Beberapa
wilayah terbelakang di Indonesia, belum dapat menikmati listrik dari PLN. Hal
ini terjadi karena jaringan distribusi listrik PLN belum menjangkau seluruh
pelosok negeri. Saat ini, rasio elektrifikasi Indonesia masih berkisar pada
nilai 88,5%, yang artinya masih terdapat sebanyak 11,5% rakyat Indonesia, belum
menikmati listrik. Untuk mengatasi masalah ini, masayarakat dapat turut serta
menggunakan sumber energi listrik mandiri, khususnya energi baru dan terbarukan
(renewable energy). Salah satu bentuk energi terbarukan yang menurut
hemat penulis cocok digunakan di Indonesia adalah tenaga gerak hewan, khususnya
yaitu sapi sebagaimana topik pembahasan dalam artikel ini. Menurut hemat
penulis, beberapa kelebihan penggunaan energi gerak sapi sebagai sumber energi
listrik adalah sebagai berikut:
1. Populasi
sapi di Indonesia sangat banyak dan luas
2. Energi
terbarukan, ramah lingkungan, dan sistem konversi sederhana
3. Pemeliharaan
mudah dan menguntungkan dari sisi bisnis ternak
4. Kecepatan
gerak rendah, sehingga mudah dikontrol dan dilatih
5. Cocok
digunakan di daerah pedalaman
6. Dapat
dilakukan sistem konversi hybrid dengan Teknik biogas dari kotoran sapi
7. Pertumbuhan
sapi cukup cepat, sehingga dapat mengoptimalkan penggunaan sapi berukuran
besar, dan membiarkan sapi yang masih kecil dan sedang tumbuh untuk menjaga
sustainabilitasnya.
Adapun
kekurangan energi gerak sapi sebagai sumber energi listrik adalah sebagai
berikut:
1. Tidak
seperti energi terbarukan dari alam, sapi dapat mengalami sakit
2. Penulis
belum pernah meneliti pengaruh penggunaan daya sapi terhadap pertumbuhan dan
kualitas dagingnya
3. Waktu
kerja terbatas sekitar 6 jam/hari
4. Sapi
merupakan hewan diurnal, artinya hanya bisa bekerja pada siang hari
5. Kecepatan
gerak tidak terkontrol dan tidak konstan, sehingga memerlukan sistem
penyimpanan energi dalam Teknik konversinya
Teknik Konversi Energi Gerak Sapi
Menjadi Listrik
Seperti
kita ketahui, pada dasarnya sapi bergerak dengan melangkahkan kakinya dan gerakannya
bersifat lurus (gerak translasi). Energi yang kerjakan pun merupakan energi
mekanik. Untuk mengubah energi mekanik menjadi listrik, maka mesin yang
diperlukan adalah sebuah generator. Shaft rotor generator harus berputar pada
kecepatan sudut (rpm) tertentu untuk menghasilkan keluaran daya listrik. Oleh
karena gerak sapi merupakan gerak translasi, maka komponen pertama dalam
konversi energi gerak sapi menjadi listrik adalah sebuah alat yang dapat
mengubah gerak translasi menjadi gerak rotasi. Kami akan menyebut komponen ini
dengan nama prime mover shaft.
Kemudian,
komponen kedua yang diperlukan adalah sebuah gearbox, yang akan
bersungsi untuk meningkatkan kecepatan sudut (rpm) dari keluaran prime mover
shaft yang cenderung rendah, menjadi kecepatan tinggi sesuai kebutuhan input
daya generator. Adapun komponen ketiga adalah generator itu sendiri seperti
yang sudah kita singgung sedikit. Lalu komponen ke empat adalah battery,
yang berfungsi sebagai penyimpan energi listrik dalam bentuk energi elektrokimia.
Dan komponen yang terakhir adalah, kita perlu merubah listrik dc dari battery
menjadi listrik ac, agar lebih sesuai dengan kebutuhan penggunaan rumah tangga
(220Vac). untuk melakukan itu, dibutuhkan sebuah inverter.
Untuk
perhitungan lebih detail mengenai desain masing-masing komponen, tidak akan
kami bahas disini, karena akan sangat panjang dan penuh data. Namun, untuk
gambaran konsep dasar, kami akan bahas masing-masing komponen sebagai berikut.
1. Prime
Mover Shaft
Sketsa
sederhana 2 dimensi dibawah ini merupakan ilustrasi untuk prinsip kerja prime mover shaft.
Bila seekor sapi dihubungkan dengan bagian konektor, dan sapi bergerak, maka
gerak translasi sapi akan berubah menjadi gerak rotasi, menghasilkan rpm rendah
pada bagian roda mula.
Ilustrasi konsep prime mover shaft
Kecepatan
rpm roda mula akan sama dengan rpm lengan penggerak, dan berbanding lurus
dengan kecepatan gerak translasi sapi, lalu berbanding terbalik dengan panjang
lengan penggerak (RL). Dari tabel daya dan ukuran sapi, kita tahu
kecepatan gerak translasi sapi berkisar antara 0,7 – 1,1 m/s, maka panjang
lengan penggerak harus ditentukan dalam desain sesuai kebutuhan rpm pada roda
mula yang ingin dihasilkan.
2. Gearbox
Gearbox
adalah susunan roda-roda gigi dengan jari-jari yang berbeda, berfungsi untuk
mengubah daya mekanik yang bersifat lower speed dan higher torque,
majadi daya mekanik yang bersifat higher speed dan lower torque. Output
dari prime mover shaft adalah gerak rotasi dengan rpm rendah. Sedangkan generator
membutuhkan kecepatan tinggi. Sebagai contoh, bila kita menggunakan alternator
(generator ac) mobil, maka kita membutuhkan kecepatan 1000 – 7000 rpm, semakin
tinggi rpm, maka akan semakin besar daya listrik yang dihasilkan. Namun, alternator
mobil memiliki efisiensi terbaik pada kecepatan antara 1000 – 2000 rpm. Oleh karena
itu, desain gearbox perlu menghasilkan kecepatan output yang ideal sesuai
kebutuhan generator yang digunakan.
3. Generator
Generator
adalah mesin yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. berdasarkan
listrik yang dihasilkan, generator memiliki 2 jenis, yaitu generator dc
(menghasilkan listrik dc), generator ac atau biasa juga disebut alternator
(menghasilkan listrik ac). Bila kita menggunakan generator dc, maka kita perlu
menyesuaikan tegangan outputnya, agar cocok digunakan langsung untuk charging
baterai. Namun, bila kita menggunakan alternator, dan ingin menyimpan energi
listrik dalam baterai, maka kita membutuhkan unit rectifier (penyearah),
untuk mengubah listrik ac menjadi listrik dc. Kemudian, desain yang sangat
penting adalah kapasitas daya generator yang digunakan, perlu hampir sama atau lebih
besar dari daya rata-rata sapi yang digunakan, agar sistem konversi memiliki
efisiensi yang tinggi.
4. Battery
Baterai
digunakan untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk energi elektrokimia. Bila
kita menggunakan baterai mobil, umumnya memiliki tegangan kerja 12Vdc. Hal terpenting
dalam desain spesifikasi baterai adalah kapasitas penyimpanan baterai, yang
biasanya dinyatakan dalam satuan ampere-hours (Ah). Semakin besar kapasitas
baterai yang digunakan, maka akan semakin besar energi yang dapat disimpan, dan
akan semakin lama penggunaannya dalam satu siklus discharging. Namun,
kapasitas baterai yang terlalu besar juga akan menjadi tidak efisien. Oleh karena
itu, penentuan kapasitas baterai harus memperhitungkan total energi listrik
yang dapat dihasilkan oleh alternator (dimana sumber energinya adalah gerak
sapi). Selain kuantitas energi sumber, faktor lain berupa deep of discharge
dari jenis baterai yang digunakan juga akan memengaruhi desain kapasitas yang
tepat.
5. Inverter
Di
Indonesia, hampir semua peralatan elektronika rumah tangga menggunakan suplai
tegangan listrik sekitar 220 Vac (dengan toleransi yang bervariasi). Sementara bila
kita menggunakan baterai, tegangan yang dihasilkan sekitar 12 Vdc (bervarian
sesuai desain). Maka dari itu, tegangan dc yang bersumber dari baterai, perlu
diubah menjadi tagangan ac, agar dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari
dengan inverter. Inverter juga bukan terbatas fungsinya sebagai pengubah
listrik dc menjadi ac, melainkan dapat juga meregulasi nilai tegangan ac
keluaran, agar sesuai dengan kebutuhan. Penentuan kapasitas inverter ditentukan
oleh total beban listrik yang akan disuplai. Bila total beban listrik dalam 1
rumah adalah 900VA, maka kapasitas inverter harus sedikit lebih besar dari
900VA. Umumnya, kapasitas inverter dinyatakan dalam besaran ampere (arus
maksimal yang dapat mengalir melalui unit inverter).
Estimasi Efisiensi Sistem Konversi
Efisiensi
suatu sistem konversi energi merupakan perbandingan antara total energi output
dan total energi input. Pada bagian Teknik konversi yang telah dibahas, kita
tahu bahwa sistem konversi energi gerak sapi menjadi listrik terdiri dari unit prime
mover shaft, gearbox, generator, rectifier (bila
digunakan), baterai, dan inverter. Perhitungan mengenai efisiensi sistem
ini, akan sangat bergantung pada spesifikasi masing-masing teknologi yang
digunakan.
Pada
kesempatan ini, kami hanya membahas sesuai pengalaman desain penulis sendiri. Yang
pertama adalah efisiensi prime mover shaft, tipikalnya sekitar 96%. Yang
kedua adalah efisiensi gearbox, tipikalnya sekitar 98%. Yang ketiga adalah
efisiensi alternator, dalam hal ini penulis menggunakan alternator
mobil (sudah include rectifier sebagai satu paket)sebagai referensi,
tipikalnya sekitar 68%. Yang keempat adalah efisiensi baterai, dalam hal ini
penulis menggunakan lead-acid battery (baterai timbal) sebagai referensi, yaitu
sekitar 88%. Dan yang terakhir adalah efisiensi unit inverter,
tipikalnya adalah sekitar 90%. Dari semua data tipikal tersebut, maka efisiensi
total sistem dapat kita hitung sebagai berikut:
Efisiensi
Total = 96% x 98% x 68% x 88% x 90%
Efisiensi
Total = 50,7%
Pada
awal pembahasan, yaitu bagian potensi energi gerak sapi sebagai sumber energi
listrik, kita tahu bahwa rata-rata seekor sapi dapat menghasilkan energi
sebesar 4,3 kWh/hari (energi mekanik). Maka, dengan efisiensi sitem konversi total sebesar
50,7%, maka energi listrik yang dapat dihasilkan adalah sebesar 2,2 kWh/hari. Nilai
ini sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga sederhana,
dimana beban listriknya adalah berupa lampu penerangan dan peralatan elektronika
berdaya rendah.
Demikian
pembahasan yang dapat kami sampaikan pada postingan kali ini. Untuk melengkapi
pembahasan kami, mari kita berdiskusi lebih dalam. Silahkan tinggalkan komentar
kalian, atau hubungi kontak kami. Bagi kalian yang tertarik mendalami artikel konversi
energi gerak sapi menjadi listrik ini, kami juga bersedia berbagi referensi
kami, yang sebenarnya bersumber dari tugas akhir penulis sendiri saat kuliah
dulu.
Penulis
: ER
0 Response to "Konversi Energi Gerak Sapi Menjadi Listrik"
Post a Comment